Home » » Lady Gaga dan Pencitraan Tokoh

Lady Gaga dan Pencitraan Tokoh

Written By el_mlipaki on Rabu, 20 Juni 2012 | 10.41

Tepat pada minggu 27 Mei lalu presiden direktur promotor Big Dady Michael Rusli memngumumkan pembatalan konser Lady Gaga yang rencananya akan digelar pada tanggal 3 Juni 2012. Begitu tenar Gaga di negeri ini, hingga sekitar 50.000 lembar tiket terjual sebelum hari pelaksanaan dengan harga jual dari Rp. 400.000 hingga Rp.
2.700.000. sebuah angka yang fantastis untuk artis ternama asal amerika ini. Lady gaga yang lahir pada tanggal 28 Maret 1986 telah membuat dunia musik menjadi seperti bomb yang meledak begitu cepat.
Sebelum ia menjadi penyanyi, ia pernah mengenyam pendidikan di New York University's Tisch School of the Arts. Namun seiring perjalanannya pada dunia musik, ia juga menikmati karirinya didunia presenter, sungguh mengagumkan prestasi-prestasi yang telah ia raih selama ini dengan sederet penghargaan tingkat dunia yang dia raih. Namun, semakin tinggi prestasi, maka semakin tinggi kontroversi Lady Gaga, khususnya di Negara-negara non moderat. Artis sebagai public figure merupakan posisi setrategis yang dengan mudah menggiring masyarakat (khususnya para fans) untuk meniru segala apa yang dia lakukan, dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Terlepas dari track record dalam sejarah hidupnya, seorang artis nampaknya lebih mudah ditiru dan menjadi inspirasi oleh orang lain ketimbang publik figure lain yang bukan dari wadah entertainmen, politisi atau negarawan misalnya. Ya, memang artislah yang menjadi ikon tren senter paling bagus. Serba Kontroversi Analogi itulah yang juga mendapat sorotan dari berbagai pihak di negeri ketika maret karcis konser Lady Gaga yang memiliki nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta berdarah Italy-Amerika ini mulai dipasarkan. Keamanan adalah alasan utama pihak penyelenggara (promotor), namun banyak pengamat telah menilai dengan berbagai kacamata memang konser ini tak layak masuk Indonesia (konser-red). Apa sajakah itu, mari kita simak kontroversi sang ‘Mother Monster’ lebih dalam yang dirilis oleh media Tempo;

 1. Patung kepala semacam kambing jantan bertanduk jantan. Simbol ini muncul dalam beberapa klip video dan kostum Lady Gaga. Salah satunya dalam klip Bad Romance. Kambing jantan ini disebut-sebut Baphomet, yang notabene lambang gereja setan.
2. Simbol si mata satu alias one eye. Lambang ini kerap muncul dalam konser dan klip videonya. Berwujud piramida, terdapat satu mata pada bagian atas yang terpisah dari bawahnya. Disebut-sebut sebagai lambang Illuminati. Lambang ini bernama All-Seeing Eye yang artinya bisa melihat segalanya. Simbol Illuminati Mata Horus yang mengungkapkan sifat sejati kekuatan Horus, putra Osiris dan Isis, dewa-dewi Mesir Kuno. Lady Gaga gemar sekali pada All-Seeing Eye, dan juga simbolisme rahasia. Ia pernah berpose dengan tangan mengacu pada Tangan Fatima (Hand of Fatima), gerak yang identik dengan Baphomet. Dalam berbagai fotonya, Gaga juga kerap berpose sambil menutupi satu matanya.
3. Simbol salib terbalik dalam video klip Alejandro. Ini adalah lambang anti-Kristus, setan, dan okultisme. Muncul dalam klipAlejandro. 4. Arti nama "Gaga". Dalam Thesaurus (alat kontrol kosa kata-red) , rupanya nama "Gaga" berarti pikiran yang kosong. Sinonimnya: berkepala kosong, dungu, bertingkah sembarangan, sembrono, irasionalitas, gila, sakit jiwa.
5. Video Mesum Gaga mendapat kecaman terbuka karena video-video klipnya. Dalam video-videonya, ia kerap tampil separuh hingga sepenuhnya telanjang. Gaga menyajikan seks masokis seperti dalam Telephone serta mencampurkan adegan seks dan religi dalam lagu Alejandro. Dengan ini dia juga turut disebut sebagai ikon porno.

Pencitraan Tokoh Dalam ilmu sosiologi budaya bahwa kebiasaan dan kebudayaan suatu masyarakat akan mengikuti siapapun dia yang menjadi tokoh untuk diidolakan. Sederhananya ketika kita meniru apa yang dilakukan seseorang maka kita akan menjadi pengikutnya, dan hal ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang melatah dan akhirnya membudaya ketika turut ditiru oleh kebanyakan orang.
Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. menyebutkan bahwa di masa jahiliyah orang arab memiliki berbagai macam budaya dan kebiasaan yang mereka lakukan dalam kehiduapan mereka sehari-hari. Kebudayaan itu ada yang berbentuk keyakinan, ibadah, akhlak dan hukum-hukum kemasyarakatan. Tujuan kita mengenal persoalan ini adalah agar kita tidak terjerumus kedalam kebudayaan-kebudayaan jahiliyah tersebut.
Pada abad globalisasi ini betapa cepatnya pertukaran peradaban namun sebagian kita tidak memiliki filter untuk menyaring kebudayaan dan peradaban tersebut. Sehingga sebagian kita terjerumus dan jatuh ke dalam berbagai jurang kesesatan budaya-budaya yang lain. Sebagaimana yang disebutkan SAW, “Sesunguhnya kalian akan mengikuti kebiasaan umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sehingga seandainya mereke masuk lubang Dhab (sejenis kadal) niscaya akan kalian ikuti, para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah (maksudmu) orang-orang Yahudi dan Nasrani?’ (jawab Rasulullah), ‘Siapa lagi.’” (HR. Bukhari & Muslim).
Jika kita melihat ketengah masyarakat kita, tentu kita akan mendapati bahwa sebagian besar dari mereka sudah terpengaruh oleh kebudayaan dan peradaban umat-umat lain. Apalagi bagi seseorang yang mendukung dengan penyelenggaraan konser lady Gaga, terlebih dengan 50.000 orang yang telah membeli tiket konser bahkan dengan harga yang sangat fantastis. Dengan ini bukankah sama saja mereka merelakan diri untuk menjadi pengikut Gaga. Artinya secara tegas ketika Gaga itu pengikut illuminati yang berafiliasi dengan dajjal, apakah kita juga tidak akan menyebut mereka dengan pengikut dajjal pula? Dengan ini seharusnya kita juga sadar, bahwa Lady Gaga itu sedang menggiring masyarakat Indonesia untuk meniru dan melakukan apa yang dia lakukan. Wallahu ‘alam bish showab.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi