Home »
Kajian Hadits
» SEBAB-SEBAB TURUNNYA IMAN
SEBAB-SEBAB TURUNNYA IMAN
Written By el_mlipaki on Rabu, 20 Juni 2012 | 10.26
Dari hadits riwayat Abdullah bin Amr bin Ash. Rosulullah SAW bersabda, “Bahwasannya iman itu bisa berkurang dan rusak di dalam diri kalian sebagaimana rusaknya sebuah baju, maka hendaknya kalian meminta kepada Alloh ta’ala agar diperbaharui iman kalian dalan hati kalian.”
Bahwasannya iman itu akan kurang, turun, dan rusak sebagaimana rusaknya sebuah baju. Hal ini menunjukkan bahwa iman itu bisa turun, rusak karena terjatuhnya seseorang ke dalam kemaksiatan.
Dalam hadits di atas juga dijelaskan bahwa iman itu bisa diperbaharui atau ditambah, sedangkan seorang muslim juga dituntut untuk bisa mengetahui hal-hal dari sebab-sebab yang dapat meningkatkan iman untuk dia laksanakan. Begitu pula sebaliknya bahwa seorang muslim harus bisa mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan imannya turun, kalau dia tidak mengerti bagaimana dia bisa menghindari perkara yang dia tidak mengerti perkara tersebut yang bisa mengakibatkan imannya jatuh.
Sebab Turunnya Kadar Iman
Ada banyak hal yang dapat menurunkan kadar keimanan yang ada dalam diri kita. Secara garis besar, sebab-sebab yang menurunkan kadar keimanan dapat datang dari dalam diri kita sendiri, dan dari pihak luar.
Hal-hal yang menurunkan kadar keimanan, yang berasal dari dalam diri kita diantaranya adalah:
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu hal yang mengakibatkan berbagai perbuatan buruk. Boleh jadi seseorang berbuat buruk karena ia tidak mengetahui bahwa perbuatannya itu dilarang oleh agama. Bahkan bisa jadi ia tidak tahu akan balasan atas perbuatannya kelak di akhirat. Karena itu, marilah kita berupaya semaksimal mungkin untuk mencari dan menuntut ilmu, terutama ilmu agama, sehingga terhindar dari perbuatan-perbuatan yang buruk, sebagai akibat dari kebodohan kita sendiri.
2. Ketidak-pedulian, keengganan, dan melupakan kewajiban
Keengganan seseorang ketika berurusan dengan hal-hal yang berbsifat ukhrowi membuatnya sulit untuk dapat melakukan kebaikan. Padahal berbuat baik sudah merupakan salah satu hal yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Melupakan kewajibannya sebagai makhluk untuk beribadah kepada Allah SWT dapat pula menyebabkan kadar iman kita berkurang. Padahal, kita sebagai manusia diciptakan Allah SWT semata-mata untuk beribadah kepadanya. Nafsu duniawi membuat orang lupa kewajiban utamanya ini. Akibatnya, ia akan semakin jauh dari cahaya Allah Subhanahu wa ta’alaa.
3. Menyepelekan perintah dan larangan Allah SWT
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yang telah diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT. Sebagai akibatnya, orang yang menganggap sepele perintah dan larangan-Nya akan senang sekali melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sering juga ia menganggap bahwa apa yang dilakukannya hanyalah dosa kecil. Padahal, jika dilakukan terus menerus, dosa-dosa kecil tersebut akan semakin besar. Karena terbiasa melakukan dosa-dosa kecil, maka ia sudah tidak ada perasaan takut dan ragu lagi untuk melakukan dosa-dosa besar.
4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah SWT menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia.
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Daud : “..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”.
Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instrospeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Sedangkan dari luar diri kita, ada beberapa hal yang dapat menurunkan kadar keimanan kita, diantaranya adalah:
1. Syaithan
Syaithan adalah musuh manusia. Tujuan syaithan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah Subhanahu wa ta’alaa, maka ia menjadi sarang syaithan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah Subhanahu wa ta’alaa, membujuknya melakukan dosa.
2. Bujuk rayu dunia
Allah Subhanahu wa ta’alaa berfirman dalam Al Quran: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadid: 20).
Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia adalah untuk akhirat. Dunia ini merupakan tempat kita untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan kita di akhirat kelak. Segala kesenangan yang ada di dunia ini merupakan kesenangan semu.
Namun tidak sedikit orang yang tergoda oleh kesenangan sesaat ini, sehingga rela melakukan apa saja demi kehidupan dunia. Bahkan meskipun harus mrnyalahi perintah Allah SWT sekalipun.
3. Pergaulan yang buruk
Rasulullah SAW bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.
Berkait tentang sebab-sebab naiknya iman yang harus diketahui oleh seorang muslim akan kita ulas pada edisi yang akan datang masih dengan kajian dari Syaikh Abdur Rozak bin Abdul Muhsin Al Badr.
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Label:
Kajian Hadits
Popular Posts
-
Kehidupan Masa Kecil Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) me...
-
Kesempurnaan wajah agar terlihat cantik dan rupawan adalah dambaan setiap wanita. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahwa tiap wanita lah...
-
(tampilan cover/ muka depan dan belakang) TAFSIR AI-QUR'AN BAHASA JAWA DENGAN TULISAN LATIN (PERTAMA DI INDONESIA) KARYA MONUMENT...
-
Mungkin para pemuda sekarang akan lebih jarang yang tahu ketika ditanya apa itu kenthongan dibandingkan kefamiliaran facebook dan twitter...
-
Bagi seorang muslim beribadah adalah sebuah amalan sebagai bukti atas kuatnya pemahaman iman kepada Alloh ta’ala, karena tanp...
-
INDONESIA SURGA BAGI KORUPTOR Di era 70 an kelompok musik Koes Plus pernah menciptakan lagu dengan lirik “…orang bilang tanah ...
-
Dalam suatu letusan gunung berapi, beberapa material akan keluar dari kepundan gunung berapi. Material letusan tersebut antara lai...
-
Seakrab-akrabnya manusia dengan binatang peliharaan seperti kucing, anjing, ataupun hamster juga memiliki resiko tersendiri. Terlebih lag...
-
( w u r ( # q ç R u r $ y è s ? n ? t ã É O ø O M } $ # È b º u r ô ã è ø 9 $ # u r 4 ( # q à ) ¨ ? $ # u r © ! $ # ( ¨...
-
Di Jakarta ada seorang mahasiswi menghadiri perayaan di crown pada suatu sabtu malam. Dia merasa sangat bahagia dan banyak minum miras, pad...
assalamu'alaikum
BalasHapustetep semangat nulis artikel islam gan
bagus artikelnya ni kyaknya
'alaikassalam
HapusTerimakasih atas kunjungan dan komentarnya