Home » » Wak Haji Menangis

Wak Haji Menangis

Written By el_mlipaki on Kamis, 09 Agustus 2012 | 10.53


Apa yang disampaikan oleh Bang Haji Rhoma Irama yang berkapasitas sebagi seorang da’i memang itulah yang menjadi syari’at di dalam agama Islam. Tentunya Rhoma pun juga tidak asal bicara mengenai apa yang disampaikannya karena dasar yang digunakan adalah al Qur’an yaitu surat al Maidah ayat 51 yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpinmu”. jadi syi’ar yang disampaikan oleh Bang Haji ini memang benar adanya sebagaimana yang harus dilakukan oleh seorang mubakigh terlebih disaat-saat momentum pemilihan seorang pemimpin. Sebuah konsekwensi yang harus didapatkannya adalah apabila dia (Rhoma-red) ketika menyampaikan hal itu sebagai juru kampanye ataupun tim sukses salah satu pasangan Cagub DKI Jakarta walaupun di depan ummat Islam maka dia bisa saja disebut telah menjual ayat-ayat Alloh untuk kepentingan dirinya sendiri. Namun apabila yang dilakukannya itu berdasar karena kapabilitasnya sebagai seorang da’i yang harus menyampaikan apa yang ada di dalam Al Qur’an maka Bang Haji telah melakukan sebuah jihad yaitu menegakkan kalimatullah. Kenapa Menangis Hal tersebut terlihat ketika Bang Haji mendapat undangan dari Panwaslu terkait penyidikan dari statemen lontarannya yang berbau SARA dengan 38 cerca’an dari. Rhoma meneteskan air mata pada saat menggelar konfrensi pers di Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta. “Saya diundang ke sini dalam rangka klarifikasi tentang ceramah saya di Masjid Al Isra. Saya mengungkap sebuah ayat dalam Surat Al Maidah 51,” kata Rhoma diiringi tetesan air mata. Atas kasus ini, Rhoma dianggap melakukan tindak pidana pemilu dan melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Ia dianggap melanggar Pasal 116 Ayat 1 tentang Kampanye di Luar Jadwal dan Pasal 116 Ayat 2 tentang Penghinaan terhadap Calon Gubernur dengan Isu SARA, dan berkampanye di dalam tempat ibadah. Menyikapi reaksi Panwaslu, Rhoma Irama mengaku tidak takut menghadapi panggilan Panwaslu DKI terkait ceramahnya yang dianggap berbau SARA. Ia menganggap apa yang disampaikannya merupakan bagian dari tugas seorang ulama dan juga kewajiban atas setiap muslim untuk menyiarkan kebenaran kepada umat Islam. “Saya menyampaikan firman Allah di rumah Allah (masjid, red.) Apakah salah? Saya hanya menyampaikan kebenaran,” kata Rhoma Irama Vicky Irama, anak dari Rhoma Irama yang mendampingi ayahnya mengungkap alasan mengapa bapaknya menangis. Vicky mengatakan bahwa ayahnya menangis bukan karena merasa terpojok, tetapi terharu melihat teman-teman yang peduli dengan Islam. Teman-teman yang dimaksud oleh Vicky di sini adalah para fans Rhoma yang sengaja datang untuk memberi dukungan kepada Sang “Raja dangdut” tersebut. Dengan apa yang disampaikan Rhoma terkait menetesnya air mata dalam jumpa pers setelah memenuhi panggilan dari Panwaslu DKI Jakarta karena rasa terharunya kepada para fansnya yang juga turut mendukung dirinya. Bukan karena ketakutan ataupun kesedihan terkait kasus yang melibatkan dirinya. Dalam kesempatan itu, Rhoma juga menegaskan posisinya yang bukan tim kampanye pasangan Foke-Nara. Dan apa yang disampaikannya kepada jamaah Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, sebagai seorang mubaligh yang memberikan ceramah kepada para jamaahnya. Namun Rhoma tidak membantah bahwa ceramahnya sesuai kondisi Jakarta saat ini yang sedang menjalankan tahapan Pemilukada DKI. Wallau a’lam bishshowab.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi