Beberapa
penyakit yang cukup serius seperti DBD, Malaria, Chikungunya, dsb persebarannya
dibawa oleh nyamuk. Oleh sebab itu wajar jika masyarakat sering memilih jalan
pintas/ instan untuk mengatasinya, taruhlah dengan memakai obat nyamuk atau
anti nyamuk. Meskipun lumayan manjur, namun sejatinya obat-obatan tersebut tidak
hanya berbahaya saja bagi nyamuk namun juga berbahaya bagi manusia karena beberapa
kandungan kimia yang terkandung dalam obat itu seperti pestisida.
Pestisida
bukan hanya ada pada obat-obatan pertanian namun juga ada di rumah. Produk
pestisida rumah tangga yang dapat dikatakan selalu tersedia di rumah kita
adalah antinyamuk. Produk antinyamuk yang beredar di pasaran banyak sekali
jenis dan merknya. Mulai dari bakar, semprot, oles dan elektrik. Di dalam
berbagai macam produk antinyamuk ini terdapat bahan kimia di dalamnya.
Bahan-bahan kimia ini ternyata berdasarkan WHO dan Lembaga Perlindungan
Lingkungan di Amerika termasuk memiliki daya racun yang dapat menimbulkan efek
terhadap kesehatan manusia.
Berdasarkan
penelitian
yang lakukan oleh LSM Gita Pertiwi yang konsen pada kesehatan
lingkungan dan masyarakat pada 100 responden yang tersebar di wilayah Solo Raya
ditemukan : 94 % responden menggunakan pestisida rumah tangga untuk nyamuk.
Bentuk penggunaan : 54 % bentuk bakar, 19 % bentuk semprot, 17 % bentuk
oles, 15 % bentuk tablet dengan listrik, 10 % bentuk cair dengan listrik
Dampak
yang ditimbulkan : 62 % mengalami gangguan pernafasan, 52 % merasakan batuk, 18
% sakit kepala, 3 % bintik-bintik pada kulit
Memang, semua obat antinyamuk tidak aman untuk kesehatan.
Tetapi dengan adanya fakta penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk seperti
demam berdarah, tampaknya sulit untuk tidak menggunakan obat antinyamuk. Karena
itulah, dr. Endang
Lestari, SpA(K) dari
RSAB Harapan Kita, Jakarta, berpendapat, boleh saja menggunakan obat antinyamuk
tapi dengan catatan harus secara hati-hati.
Penggunaan obat nyamuk bakar sebaiknya dihindari. Jikapun
terpaksa, gunakan di tempat yang berventilasi lebar atau ruang terbuka. Untuk obat antinyamuk semprot, penggunaannya minimal 2
jam sebelum seseorang masuk ke ruangan. Ruangan ini pun harus berventilasi yang
baik. Selain itu, si penyemprot harus menggunakan masker antipolusi. Idealnya,
semua barang di ruangan yang disemprot setelahnya dilap dengan kain basah.
Sedangkan bahan yang terbuat dari kain atau sejenisnya yang menyerap zat kimia
agar diganti. Bisa juga dengan menutup semua benda yang ada di ruangan tersebut
sebelum disemprot. Untuk obat antinyamuk
listrik, 2 jam sebelum penghuni ruangan masuk harus sudah dinonaktifkan. Obat antinyamuk OLES yang menggunakan bahan kimia
sintetik dan bahan aktif DEET sebaiknya tidak digunakan oleh anak, ibu hamil,
dan ibu menyusui karena kandungannya yang bersifat korosif dapat diserap kulit.
Anak balita yang berkulit sensitif dapat mengalami alergi. Atau anak mungkin
keracunan karena ia memasukkan jari yang diolesi losion antinyamuk itu ke
mulutnya. Bagi orang dewasa, jika ingin menggunakan losion pengusir
nyamuk, maka gunakanlah sesedikit mungkin. Jika kulit terasa panas, perih,
merah, gatal, atau tidak nyaman segera hentikan, basuh dengan air bersih, dan
jangan gunakan lagi. Dan yang paling penting adalah jangan menggunakan obat
antinyamuk setiap hari karena peluangnya makin besar bagi bahan insektisida
untuk masuk ke dalam tubuh. Kalau sudah masuk, sulit sekali dikeluarkan, dan
tentunya akan menjadi racun bagi tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar