Home » » AL JABIR, BAPAK KIMIA MODERN

AL JABIR, BAPAK KIMIA MODERN

Written By el_mlipaki on Rabu, 13 Februari 2013 | 17.04



Ilmu kimia kini telah berkembang begitu pesat. Barat mampu mengembangkan ilmu tersebut untuk meraih berbagai kemajuan. Meski sebenarnya, pada mulanya ilmu kimia dirintis oleh putra terbaik Islam dalam bidang tersebut, yaitu Abu Musa Jabir Ibn Hayyan , yang di negeri Barat lebih akrab dipanggil dengan sebutan Ibnu Geber. Jabir lahir pada 766 M di Kuffah, Irak. Ayahnya adalah anggota obat. Dalam usia yang belia, ia telah menguasai ilmu pengobatan dengan bimbingan gurunya, Barmaki Vizir yang hidup pada zaman Dinasti Abbasiyah di bawah kekuasaan Harun Al-Rasyid. Ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Dalam melakukan berbagai eksperimen ia menggunakan instrumen yang dibuatnya sendiri, yang berasal dari logam, tumbuhan, dan hewan. Setelah beberapa lama di Damaskus, kemudian ia kembali ke tanah kelahirannya, Kuffah.

Seorang tokoh besar yang dikenal sebagai "the father of modern chemistry". Jabir Ibnu Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Jabir Ibnu Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Jabir Ibnu Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jadi Inspirasi Ar-Razi
Jabir Ibnu Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Jabir Ibnu Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut: 1) " Spirits " yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, Arsen dan amonium klorida. 
2) " Logam" seperti emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan 
3) " Stones " yang dapat dikonversi menjadi bentuk bubuk.
Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah:
"The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery. Yang penting pertama dalam kimia", ia menyatakan, "adalah bahwa Anda harus melakukan pekerjaan praktis dan melakukan percobaan, karena ia yang melakukan pekerjaan tidak praktis dan tidak membuat percobaan tidak akan pernah mencapai tingkat paling penguasaan."
Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian Jabir tentang Alchemy diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi textbook standar untuk para ahli kimia eropa. Beberapa diantaranya adalah Kitab al-Kimya(diterjemahkan oleh Robert of Chester - 1144 ) dan Kitab al-Sab'een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona - 1187 ). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Raya, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional, seperti istilah "Alkali", dsb.
Dasar Pengembangan Kimia Modern
Berbagai eksperimen telah ia lakukan menggunakan teknik yang menakjubkan dalam bidang kimia yang kini menjadi dasar dalam mengembangkan ilmu kimia modern. Di antaranya adalah kristalisasi, distilisasi / penyulingan, kalsinasi, dan sublimasi. Jabir ibnu Hayyan juga membuat instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Jabir menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Ia juga meletakkan dasar teori oksidasi-reduksi, selain juga sematan atau fiksasi, dan amalgamasi. Dan oksidasi-reduksi. Semua teknik yang digunakan kala itu kemudian menjadi dasar pengembangan kimia modern.
Khusus mengenai kalsinasi dan reduksi ia menyatakan bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran. Langkah selanjutnya adalah memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Jabir juga telah memberikan kontribusi besar di  dunia kimia dengan menemukan mineral dan asam lainnya.
Teori Keseimbangan
Terlepas dari kontribusinya meletakkan dasar ilmu kimia, termasuk secara luas mempersiapkan senyawa baru dan mengembangkan metode kimia, ia juga mengembangkan sejumlah proses kimia terapan. Tak heran jika kemudian ia menjadi pionir dalam ilmu terapan. Perolehan Jabir dalam bidang ini adalah pengembangan logam, besi, penggunaan mangan dioksida dalam pembuatan gelas, mencegah karat, pelapisan emas. Ia pun mampu mempermudah dan membuat proses distilasi lebih sistematik meski secara pesat Jabir menjadi pionir dalam bidang kimia, ia tak berhenti untuk mengembangkan ilmunya. Ia kemudian mengembangkan sebuah teori yang disebut teori keseimbangan.
Para ahli kimia modern menyatakan bahwa teori tersebut menjadi terobosan baru dalam prinsip dan praktik kimia. Dalam teorinya tersebut Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi, yang merupakan studi makna mistis dari sesuatu dan pengaruhnya pada hidup manusia, yang ia terapkan dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Teori ini memiliki arti esoterik, karena kemudian menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia. Melalui teori ini kemudian terurailah proses pembuatan asam anorganik.
Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Berbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal Hikmah atau rongga dada kearifan. Berdasarkan penelitian terhadap peralatan yang ditemukan di laboratorium milik Jabir yang telah runtuh, ia rupanya telah mengelompokkan perumusan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya.
Pertama adalah air yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida. Kedua adalah logam seperti emas, perak, timah, tembaga, besi, dan ketiga adalah senyawa yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk. Buku-buku karangannya, telah pula diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan berbagai bahasa Eropa. Terjemahan atas karyanya begitu terkenal di Eropa dan dalam beberapa abad menjadi referensi dalam mengembangkan ilmu kimia. Dan sejumlah istilah teknis yang dikenalkan oleh Jabir, seperti alkali, hingga sekarang telah diadopsi ke dalam bahasa Eropa dan menjadi perbendaharaan kata ilmiah di dunia.
Rujukan Dunia
Di antara buku yang terkenal dan menjadi rujukan di Eropa adalah Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab'een , yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al-Kimya kemudian diterbitkan ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy sedangkan Kitab Al-Sab'een diterjemahkan oleh Gerard Cremona. Pada 1678, seorang Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of Perfection . Buku ini menjelaskan mengenai sebuah reaksi kimia, air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap.
Yang benar adalah bahwa keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara seksama. Jika dihendaki memisahkan bagian-bagian terkecil dari dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya.Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik masing-masing unsur.
Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard lah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir.. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula berpengaruh pada evolusi ilmu kimia modern. Karya lainnya yang telah diterbitkan adalah Kitab Al Rahmah, Al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance. Seluruh karya Jabir bin Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yang sampai pada abad pertengahan. Jabir Ibnu Hayyan meninggal pada 803 M di Kuffah. Namun namanya tetap harum sebagai ilmuwan Muslim yang berprestasi tinggi hingga kini.

ku � � t d 02� X�� menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan jika aku mengetahui yang gaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman " [QS. Al A'raaf: 188]. 
Iman kepada Rasul mengandung empat unsur: 
         Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka, meskipun hanya seorang, maka menurut pendapat seluruh ulama, ia dikatakan kafir, sebagaimana firman Allah dalam surat Asy Syu'araa 'ayat 105. 
         Mengimani nama-nama rasul yang sudah kita kenali, yang Allah sebutkan di dalam al Qur `an dan as Sunnah yang shahih. Jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Menurut riwayat, jumlah nabi ada 124.000 dan jumlah rasul ada 315. Adapun yang terkenal adalah 25 rasul. Allah menyebutkan tentang para nabi dan rasul di dalam al Qur `an ada 25. Yaitu Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya'qub, Yusuf, Syu'aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya , Isa dan Muhammad. Lihat surat al Imran ayat 33, Hud ayat 50, 61, 84, al Anbiya ayat 85, Al An'aam ayat 83-86 dan al Fath ayat 29. Adapun para rasul yang tidak diketahui namanya, maka wajib bagi kita mengimani secara global. Allah berfirman:  Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu, dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu... [QS. Al Mu'min: 78] 
         Memungkinkan berita-berita mereka yang shahih riwayatnya. 
         Mengamalkan syari'at Rasul yang diutus kepada kita. Ia adalah Muhammad SAW yang diutus Allah kepada seluruh manusia dan penutup para nabi. Allah berfirman:  اMaka demi Rabb-mu, maka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya. [QS. An Nisaa `: 65]. 
5.      Iman kepada Yaumul Akhir (hari kiamat). 
Yaitu mengimani yang dikabarkan atau disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW tentang yang terjadi setelah kematian. Di antaranya: fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, ditegakkannya timbangan, dibukanya catatan-catatan amal, adanya hisab, al Haudh (telaga), shirath (jembatan), syafa'at, Surga dan Neraka. Firman Allah:  Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang- orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. [QS. Ibrahim: 27]. 
Allah berfirman tentang adanya adzab kubur:  Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan sore dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya kepada adzab yang sangat keras". [QS. Al Mu'min: 46]. Allah menciptakan kejadian-kejadian saat kiamat datang menjelang. Salah satunya, Allah menyuruh Malaikat Israfil meniup sangkakala, sebagaimana firmanNya:  Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi , kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). "[QS. Az Zumar: 68]. Ruh-ruh ketika itu akan dikembalikan ke jasadnya masing-masing. Maka bangkitlah manusia dari liang kuburnya untuk menghadap Allah, Rabb semesta alam. Mereka bangkit dengan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan tidak Berkhitan. Matahari dekat dengan mereka dan peluh (keringat) bercucuran membasahi tubuh. Kemudian ditegakkan timbangan, dibukakan catatan-catatan amal, serta adanya hisab, sebagaimana firman Allah dalam surat al Mu'minun ayat 102-104.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi