Ilmu kimia kini telah berkembang begitu
pesat. Barat mampu mengembangkan ilmu tersebut untuk meraih
berbagai kemajuan. Meski sebenarnya, pada mulanya ilmu kimia dirintis
oleh putra terbaik Islam dalam bidang tersebut, yaitu Abu Musa Jabir Ibn
Hayyan , yang di negeri Barat lebih akrab dipanggil dengan
sebutan Ibnu Geber. Jabir lahir pada 766 M di Kuffah,
Irak. Ayahnya adalah anggota obat. Dalam usia yang belia, ia telah
menguasai ilmu pengobatan dengan bimbingan gurunya, Barmaki
Vizir yang hidup pada zaman Dinasti Abbasiyah di bawah kekuasaan Harun
Al-Rasyid. Ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di
Damaskus. Dalam melakukan berbagai eksperimen ia menggunakan instrumen
yang dibuatnya sendiri, yang berasal dari logam, tumbuhan, dan
hewan. Setelah beberapa lama di Damaskus, kemudian ia kembali ke tanah
kelahirannya, Kuffah.
Seorang tokoh besar yang dikenal
sebagai "the father of modern chemistry". Jabir Ibnu
Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan
Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika,
filosofi dan astronomi. Jabir Ibnu Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu
mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap
sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang
dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi
landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.
Jabir Ibnu Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam
sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia
juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan
asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jadi
Inspirasi Ar-Razi
Jabir Ibnu Hayyan mampu mengaplikasikan
pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya,
serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan
penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Jabir Ibnu Hayyan juga
pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah
terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk
menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan
non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang
pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa
berikut: 1) " Spirits " yang menguap
ketika dipanaskan, seperti camphor, Arsen dan amonium klorida.
2) " Logam" seperti
emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
3) " Stones " yang
dapat dikonversi menjadi bentuk bubuk.
Salah satu pernyataannya yang paling terkenal
adalah:
"The first
essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct
experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will
never attain the least degree of mastery. Yang penting
pertama dalam kimia", ia menyatakan, "adalah bahwa Anda harus melakukan
pekerjaan praktis dan melakukan percobaan, karena ia yang melakukan pekerjaan
tidak praktis dan tidak membuat percobaan tidak akan pernah mencapai tingkat
paling penguasaan."
Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian
Jabir tentang Alchemy diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi textbook
standar untuk para ahli kimia eropa. Beberapa diantaranya adalah
Kitab al-Kimya(diterjemahkan oleh Robert of Chester - 1144 )
dan Kitab al-Sab'een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona -
1187 ). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin
Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Raya, Book of the
Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang
ditemukan dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata
ilmiah di dunia internasional, seperti istilah "Alkali", dsb.
Berbagai eksperimen telah ia lakukan
menggunakan teknik yang menakjubkan dalam bidang kimia yang kini menjadi dasar
dalam mengembangkan ilmu kimia modern. Di antaranya
adalah kristalisasi, distilisasi / penyulingan, kalsinasi, dan sublimasi.
Jabir ibnu Hayyan juga membuat instrumen pemotong, pelebur, dan
pengkristal. Jabir menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan,
pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan
pemurnian. Ia juga meletakkan dasar teori oksidasi-reduksi, selain juga sematan
atau fiksasi, dan amalgamasi. Dan oksidasi-reduksi. Semua teknik yang
digunakan kala itu kemudian menjadi dasar pengembangan kimia modern.
Khusus mengenai kalsinasi dan reduksi ia
menyatakan bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus
dilakukan adalah mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna,
yakni metoda penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran. Langkah
selanjutnya adalah memodifikasi dan mengoreksi
teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah
sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan
terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Jabir juga telah
memberikan kontribusi besar di dunia kimia dengan menemukan mineral dan
asam lainnya.
Teori
Keseimbangan
Terlepas dari kontribusinya meletakkan dasar
ilmu kimia, termasuk secara luas mempersiapkan senyawa baru dan mengembangkan
metode kimia, ia juga mengembangkan sejumlah proses kimia terapan. Tak
heran jika kemudian ia menjadi pionir dalam ilmu terapan. Perolehan Jabir
dalam bidang ini adalah pengembangan logam, besi, penggunaan mangan dioksida
dalam pembuatan gelas, mencegah karat, pelapisan emas. Ia pun mampu
mempermudah dan membuat proses distilasi lebih sistematik meski secara pesat
Jabir menjadi pionir dalam bidang kimia, ia tak berhenti untuk mengembangkan
ilmunya. Ia kemudian mengembangkan sebuah teori yang disebut teori keseimbangan.
Para ahli kimia modern menyatakan bahwa teori
tersebut menjadi terobosan baru dalam prinsip dan praktik kimia. Dalam
teorinya tersebut Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di
dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi, yang merupakan
studi makna mistis dari sesuatu dan pengaruhnya pada hidup manusia, yang ia
terapkan dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi
alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Teori ini
memiliki arti esoterik, karena kemudian menjadi pendahulu penulisan jalannya
reaksi kimia. Melalui teori ini kemudian terurailah proses pembuatan
asam anorganik.
Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas,
amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Berbagai jenis asam
diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan bahan material
berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa asam
terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal
Hikmah atau rongga dada kearifan. Berdasarkan penelitian
terhadap peralatan yang ditemukan di laboratorium milik Jabir yang telah
runtuh, ia rupanya telah mengelompokkan perumusan tiga tipe berbeda dari zat
kimia berdasarkan unsur-unsurnya.
Pertama adalah air yang mempengaruhi
penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan
amonium klorida. Kedua adalah logam seperti emas, perak, timah, tembaga,
besi, dan ketiga adalah senyawa yang dapat dikonversi menjadi semacam
bubuk. Buku-buku karangannya, telah pula diterjemahkan ke dalam bahasa
latin dan berbagai bahasa Eropa. Terjemahan atas karyanya begitu
terkenal di Eropa dan dalam beberapa abad menjadi referensi dalam mengembangkan
ilmu kimia. Dan sejumlah istilah teknis yang dikenalkan oleh Jabir,
seperti alkali, hingga sekarang telah diadopsi ke dalam bahasa Eropa dan
menjadi perbendaharaan kata ilmiah di dunia.
Rujukan
Dunia
Di antara buku yang terkenal dan menjadi
rujukan di Eropa adalah Kitab Al-Kimya dan Kitab
Al-Sab'een , yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan
Kitab Al-Kimya kemudian diterbitkan ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444,
dengan judul The Book of the Composition of Alchemy sedangkan Kitab
Al-Sab'een diterjemahkan oleh Gerard Cremona. Pada 1678, seorang Inggris
lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan
judul Summa of Perfection . Buku ini menjelaskan mengenai sebuah
reaksi kimia, air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu
produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali
baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap.
Yang benar adalah bahwa keduanya
mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian
dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak
mungkin membedakannya secara seksama. Jika dihendaki memisahkan
bagian-bagian terkecil dari dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan
tampak tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya.Hasilnya
adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan
keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik masing-masing unsur.
Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard
lah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji
Jabir.. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama beberapa
abad lamanya. Dan telah pula berpengaruh pada evolusi ilmu kimia
modern. Karya lainnya yang telah diterbitkan adalah Kitab Al Rahmah,
Al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan
Book of Balance. Seluruh karya Jabir bin Hayyan lebih dari 500 studi kimia,
tetapi hanya beberapa yang sampai pada abad pertengahan. Jabir Ibnu Hayyan
meninggal pada 803 M di Kuffah. Namun namanya tetap harum sebagai ilmuwan
Muslim yang berprestasi tinggi hingga kini.
Iman kepada Rasul mengandung empat unsur:
•
Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar
dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka, meskipun hanya
seorang, maka menurut pendapat seluruh ulama, ia dikatakan kafir, sebagaimana
firman Allah dalam surat Asy Syu'araa 'ayat 105.
•
Mengimani nama-nama rasul yang sudah kita
kenali, yang Allah sebutkan di dalam al Qur `an dan as Sunnah yang
shahih. Jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Menurut riwayat, jumlah
nabi ada 124.000 dan jumlah rasul ada 315. Adapun yang terkenal adalah 25
rasul. Allah menyebutkan tentang para nabi dan rasul di dalam al Qur `an ada
25. Yaitu Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq,
Ya'qub, Yusuf, Syu'aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas,
Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya , Isa dan Muhammad. Lihat surat al Imran
ayat 33, Hud ayat 50, 61, 84, al Anbiya ayat 85, Al An'aam ayat 83-86 dan al
Fath ayat 29. Adapun para rasul yang tidak diketahui namanya, maka wajib
bagi kita mengimani secara global. Allah berfirman: Dan sesungguhnya
telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang
kami ceritakan kepadamu, dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami
ceritakan kepadamu... [QS. Al Mu'min: 78]
•
Memungkinkan berita-berita mereka yang shahih
riwayatnya.
•
Mengamalkan syari'at Rasul yang diutus kepada
kita. Ia adalah Muhammad SAW yang diutus Allah kepada seluruh manusia dan
penutup para nabi. Allah berfirman: اMaka demi Rabb-mu, maka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima sepenuhnya. [QS. An Nisaa `: 65].
5.
Iman kepada Yaumul Akhir (hari kiamat).
Yaitu mengimani yang dikabarkan atau
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW tentang yang terjadi setelah
kematian. Di antaranya: fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur,
dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, ditegakkannya timbangan, dibukanya
catatan-catatan amal, adanya hisab, al Haudh (telaga), shirath (jembatan),
syafa'at, Surga dan Neraka. Firman Allah: Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang- orang yang zhalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki. [QS. Ibrahim: 27].
Allah berfirman tentang adanya adzab
kubur: Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan sore dan pada
hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah
Fir'aun dan kaumnya kepada adzab yang sangat keras". [QS. Al Mu'min:
46]. Allah menciptakan kejadian-kejadian saat kiamat datang
menjelang. Salah satunya, Allah menyuruh Malaikat Israfil meniup
sangkakala, sebagaimana firmanNya: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi , kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka
berdiri menunggu (putusannya masing-masing). "[QS. Az Zumar:
68]. Ruh-ruh ketika itu akan dikembalikan ke jasadnya
masing-masing. Maka bangkitlah manusia dari liang kuburnya untuk menghadap
Allah, Rabb semesta alam. Mereka bangkit dengan tidak beralas kaki, tidak
berpakaian dan tidak Berkhitan. Matahari dekat dengan mereka dan peluh
(keringat) bercucuran membasahi tubuh. Kemudian ditegakkan timbangan,
dibukakan catatan-catatan amal, serta adanya hisab, sebagaimana firman Allah
dalam surat al Mu'minun ayat 102-104.
0 komentar:
Posting Komentar