Home » » Nasehat Anas R. A Tentang Menulis

Nasehat Anas R. A Tentang Menulis

Written By el_mlipaki on Rabu, 13 Februari 2013 | 17.06


Ikatlah Ilmu dengan Menulis
Anas bin Abdul Malik r.a
Ilmu adalah salah satu media bagi seseorang untuk bisa mengantarkan dirinya pada derajat ketaqwaan yang lebih tinggi. Ilmu yang diperoleh oleh seseorang akan masuk dan tersimpan dalam memori yang disebut otak. Sedangkan otak itu sendiri adalah bagian dari organ tubuh manusia yang mengalami masa pertumbuhan yang akan menua hingga turut hilangnya kekuatan untuk mengingat.
Orang bijak berkata, “Dan jangan menerima ilmu hanya sepintas lalu karena hal ini akan menghilangkan ilmu yang didapat.” Maka cara yang paling efektif untuk tetap mengabadikan ilmu adalah dengan cara mengikatnya pada tulisan atau menulis.
Sedangkan menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan karakter atau huruf. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, misalnya tulisan hieroglyph pada zaman Mesir kuno. Tulisan dengan karakter muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili suara, berbeda dengan hieroglyph yang mewakili benda atau kata-kata.
Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik dan alat percetakan yang menyebabkan orang-orang semakin terpacu untuk menulis karena terfasilitasi dengan baik sehingga karya-karya mereka mudah diterbitkan. Karya atau produk dari kegiatan menulis tersebut bermacam-macam, mulai dari yang sederhana seperti daftar belanja, catatan kajian ilmu, puisi / syair, catatan kuliah, memo, sampai tulisan dengan kompleksitas tinggi seperti laporan tugas akhir, proposal, jurnal ilmiah, buku, dan sebagainya.
Menulis nampaknya hal yang sederhana, namun pada kenyataannya butuh ide dan energy yang tidak sedikit untuk menuangkan ide pada sebuah lembaran kertas, berbeda dengan retorika yang hanya berbicara saja. Bagi seorang pemula terkadang butuh waktu sampai satu jam hanya untuk menentukan sebuah judul, tak jarang pula yang blank pikiran ditengah jalan karena kehilangan ide atau mood untuk menulis. Walaupun sulit namun di dunia ini tidak ada yang tidak bisa. Dengan memulainya dari hal yang sederhana seperti contoh di atas, insya Alloh lambat laun akan lebih mudah menuangkan ide pada tulisan, bahkan seorang penulis yang handal bisa melahirkan karya berpuluh-puluh lembar hanya dengan hitungan beberapa jam saja. Jadi menulis yang baik itu bukan hanya berdasar retorika belaka namun harus berhujjah pada dasar yang benar yaitu Al Qur’an dan Sunnah, oleh karenanya penulis yang baik juga harus disertai aktifitas ngaji yang baik bula pada seorang ulama’.
            Buku adalah salah satu hasil karya dari menulis, buku-buku yang dibaca orang berarti juga telah membaca dan menerima ilmu dari sang penulis. Dari sini jelas bahwa menulis bisa digunakan sebagai sarana berda’wah yang sangat efektif pada zaman sekarang dimana kesibukan terus membuntuti hingga tiada waktu untuk mengaji pada ‘ulama. Maka karya-karya dari penulis inilah yang akan mengantarkan ilmu dari para ulama yang telah mentransformasikan nilai-nilai syari’atnya kepada semua orang.
            Oleh karenanya kegiatan menulis ini adalah kegiatan yang sangat baik untuk terus dilakukan dan disebarkan pada yang lain karena disisi lain menulis ini sama artinya juga menyeru atau mengajak orang yang membacanya dengan apa yang menjadi tujuan si penulis. Bahkan ber-amar ma’ruf adalah sebuah kebajikan yang harus dilakukan oleh seorang mukmin dan itu juga bisa dilakukan melalui tulisan yang disampaikan pada orang lain. Inilah salah satu kegiatan yang berpahala dengan niatan menulis untuk berda’wah menyeru pada kebenaran Alloh ta’ala

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi