Al-Kashi merupakan ilmuawan yang sangat hebat,
dan salah seorang yang paling terkenal di dunia. Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang matematikus
masyhur di dunia Islam. Ia adalah seorang ilmuwan yang mengembangkan
matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid, di Samarkand abad
ke-14 M. Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan
sederet penemuannya.
Al-Kashi
terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran
Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri Dinasti Timurid,
yang memenangkan sederet pertempuran. Timur Lenk memproklamirkan dirinya
sebagai penguasa dan tokoh restorasi Kekaisaran Mongol di Samarkand pada 1370.
Pada 1383, Timur Lenk mulai menaklukan Persia
dengan merebut wilayah Herat. Setelah Timur Lenk wafat pada 1405,
pemerintah yang didirikannya terbagi menjadi dua dan dipimpin dua
anaknya. Salah satu putranya bernama Shah Rukh. Ketika Timur Lenk berkuasa, ia hanya fokus pada bidang
militer dan pendudukan wilayah. Akibatnya, masyarakatnya hidup dalam penderitaan
dan kemiskinan. Pada masa itu, al-Kashi juga merasakan betapa hidupnya
begitu susah karena kemiskinan yang melilitnya. Hidup dalam kemiskinan, tak membuat al-Kashi putus
asa. Semangatnya untuk belajar tak pernah surut. Sejak kecil,
matematika dan astronomi telah membetot perhatiannya. Ia sangat mencintai
kedua ilmu itu. Seperti para ilmuwan hebat lainnya, ia biasa melakukan
perjalanan dari kota ke kota untuk menimba ilmu pengetahuan.
Setelah
Shah Rukh menduduki tampuk kekuasaan, kondisi di tanah kelahirannya mulai
membaik. Shah Rukh mulai memperbaiki kehidupan
rakyatnya. Dia berusaha meningkatkan ekonomi, kesejahteraan
rakyatnya. Bahkan dia juga sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
dan kesenian. Maka rakyat yang dulu berada dalam
penderitaan akibat banyaknya perang, kini bisa bernafas dengan
lega. Sehingga mereka memikirkan hal-hal yang lebih baik guna memperbaiki
kehidupan seperti pendidikan dan seni. Angin
segar yang dibawa Shah Rukh itu membuat ilmu pengetahuan begitu
berkembang pesat.Semuanya berkat dukungan Shah Rukh. Al-Kashi pun
memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Dengan giat, ia
mengembangkan ilmu astronomi dan matematika yang diakuasainya.
Al-Kashi
pun berhasil melakukan observasi terhadap gerhana bulan di Kashan yang tepat
terjadi pada 2 Juni 1406. Dukungan kuat terhadap berbagai macam penelitian
yang dilakukan al-Kashi juga diberikan oleh Ilugh Beg, penguasa kota Samarkand
bagian dari Kerajaan Timur Lenk. Ulugh
Beg merupakan putra Shah Rukh. Ia adalah seorang ilmuwan besar pada
masanya. Berbagai macam penelitian dan karya-karya besar al-Kashi banyak
yang dipersembahkan kepada Ulugh Beg diantaranya adalah buku tabel astronomi
Khaqani Zij yang dibuatnya berdasarkan tabel karya Nasir al-Tusi. Tanpa bantuan Allah lewat Ulugh
Beg, al Kashi tidak mungkin bisa mnyelesaikan berbagai macam karyanya secara
menyeluruh. Karya-karya besar Jamshid Al Kashi dalam bidang astronomi dan
matematika cukup banyak. Namun untuk menyelesaikan karya-karya besarnya
itu, dia mendapatkan banyak bantuan dari Ulugh Beg. Ulugh Beg membangun sebuah universitas untuk mempelajari
ilmu teologi dan ilmu pengetahuan di Samarkand pada 1420. Ia bekerja sama
dengan al-Kashi dalam mengerjakan berbagai proyek penelitian. Selain
mengajak al-Kashi, dalam proyeknya, Ulugh Beg juga mengundang seorang ilmuwan
hebat Qadi Gaza dalam proyek tersebut.
Sejumlah
catatan sejarah ada yang menyebutkan bahwa Al-Kashi merupakan seorang ahli astronomi dan matematika
yang sangat terkemuka di Samarkand. Bahkan dia juga sering disebut sebagai
Ptolemeus II oleh para ahli sejarah yang hidup pada zaman itu. Kecermelangan karirnya dalam ilmu pengetahuan
dibuktikan dengan sebuh surat yang ditulisnya dari Samarkand kepada ayahnya
yang tinggal di Kashan. Dalam surat tersebut, dia menceritakan bagaimana
perkembangan kehidupannya yang penuh ilmu pengetahuan. Selain itu, dia
juga menceritakan Ulugh Beg yang mulai membangun konstruksi tempat penelitian
di Samarkand. Dalam suratnya, al-Kashi juga menceritakan
kehebatan Ulugh Beg dalam bidang matematika. Dia juga tidak lupa
menggambarkan kehebatan Qadi Gada yang diseganinya. Ulugh Beg sering
mengadakan berbagai rapat dan diskusi untuk membahas masalah astronomi dan
matematika.
Namun
di antara para ilmuwan yang diundangnya untuk menghadiri diskusi tersebut,
hanya al-Kashi dan Qadi Zada saja yang bisa mengikuti dengan
baik. Sejumlah ilmuwan lain merasa diskusi matematika dan astronomi
tersebut sangat sulit untuk dimengerti. Setelah
meninggalnya al-Kashi, Ulugh Beg pernah memuji kehebatan al-Kashi dengan
mengatakan,'' Al-Kashi merupakan ilmuwan yang sangat hebat, salah seorang yang
paling terkenal di dunia. Dia sangat sempurna dalam memahami ilmu
pengetahuan kuno dan banyak berjasa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
selanjutnya.''
KONTRIBUSI AL-KASHI UNTUK ILMU PENGETAHUAN
* BIDANG MATEMATIKA
Hukum cosinus
Di
Prancis, Hukum cosinus dikenal sebagai Theoreme d'Al-Kashi (Teorema
Al-Kashi). Sebab Al-Kashi merupakan orang yang pertama yang menemukan
hukum tersebut. Dia juga memberikan sejumlah alasan mengapa Hukum cosinus
bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
segitiga.
Risalah Kord dan Sinus
Dalam
bukunya yang berjudul Risalah Kord dan Sinus, dia menghitung nilai sin 1 °
dengan sangat akurat. Dari semua ilmuwan matematika pada masanya, hanya Al
Kashi yang bisa menilai sin 1 ° dengan akurat sampai muncullah seorang ahli
matematika pada abad ke-16 yakni Taqi al-Din. Al-Kashi juga mengembangkan
berbagai macam metode untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan kubik yang baru dipelajari di Eropa beberapa abad setelah
penemuannya. Untuk menghitung nilai sin 1 ° dengan tepat, Al-Kashi
menemukan rumus matematika yang sering disebut sebagai persembahan kepada
Francois Viete.
Pecahan Desimal
Pecahan
desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama
berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh
al-Kashi. Pecahan desimal ini merupakan salah satu karya besarnya yang
memudahkan untuk menghitung aritmatika yang dia bahas dalam karyanya yang
berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada awal abad ke-15 di Samarkand.
Segitiga Khayyam
Untuk
menandingi kebesaran segitiga Pascal, di Persia dikenal Segitiga Khayyam dari
nama Omar Khayyam. Segitiga Pascal pertama kali diketahui dari sebuah buku
karya Yang Hui yang ditulis pada tahun 1261, salah seorang anggota matematika
Dinasti Sung yang terkenal. Namun,
sebenarnya segitiga tersebut telah dibahas dalam buku karya Al Kashi yang
disebut dengan Segitiga Khayyam. Dan kita semua tahu bahwa ilmu di Cina
dan Persia itu sudah tua. Sedangkan segitiga Pascal yang dibahas oleh
Peter Apian, seorang anggota Aritmatika dari Jerman baru diterbitkan pada
1527. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Segitiga Khayyam muncul terlebih
dulu sebelum segitiga Pascal.
Bagi seorang siswa sekolah terlebih lagi ilmuan
pastinya telah faham benar dengan teori-teori matematika yang sering digunakan
seperti di atas. Teori-teori tersebut telah berabad-abad digunakan oleh bangsa
barat dan timur bahkan tidak sedikit yang mengakui bahwa itu adalah warisan
nenek moyang mereka sendiri. Dengan ini kita semakin tahu bahwa faktanya penemu
pertama semua teori dalam ilmu matematika tersebut adalah seorang muslim JAMSHID AL-KASHI.
% � l X�� ��� atan kata
(تُعَلِّمُوْن) lebih awal, yang
berarti mengajar dan mempraktekkan ilmu, dari kata (تَدْرُسُون) itu sendiri, yang berarti menekuni pelajaran.Meskipun
demikian, kedua makna tersebut merupakan organ vital dari lahirnya proses
pembelajaran yang benar dan tepat. Pernyataan ini dipertegas oleh Syekh Sya’rawi
berikut ini: “Kedua kata kerja tersebut mempunyai
makna yang beda. Kata (تُعَلِّمُوْن)
artinya: yang rabbani dari mereka adalah yang senantiasa
menyampaikan dan mengajarkan kepada umat metode kehidupan yang bersumber dari
Allah, yang demikian itu diatur dalam sebuah mekanisme belajar-mengajar. Dan
kata (تَدْرُسُون) artinya: mereka
yang senantiasa berupaya memahami pesan-pesan agama secara benar sebelum
disampaikan ke umat. Dan pastinya, selagi Anda belajar, tentu mengetahui
teks-teks baku yang valid untuk dijadikan metode kehidupan, dan selama Anda
belajar-mengajar, tentu memahami tata cara menerima dan menerapkan metode
tersebut dengan baik dan benar. Olehnya itu, Anda wajib menjadi sosok rabbani dalam
kedua hal tersebut.”
Imam Ibn Qayyim
al-Jauzi berkata: “Sesungguhnya
ulama-ulama terdahulu sepakat bahwa orang berilmu tidak berhak disebut rabbani hingga ia mengetahui kebenaran,
mengamalkan dan mengajarkannya. Barang siapa yang mengetahui, mengamalkan dan
mengajarkannya, maka ia disebut sebagai ilmuwan agung di kerajaan yang ada di
langit.”. (Zad al-Maad
fi Hadyi Khairil Ibad)
Dari paparan singkat di atas, bisa disimpulkan sebagai berikut “Yang rabbani dari murabbi adalah mereka yang
senantiasa meniti jalan-jalan dakwah, mereka yang gemar belajar dan mengajarkan
ilmu, mereka yang mengamalkan ilmu dan ingin menjadi panutan umat, mereka yang
berpegang teguh dan taat terhadap ajaran agama, mereka yang berdakwah tanpa
mengenal keluh kesah, mereka yang berjuang bukan karena kepentingan golongan
dan partai, mereka yang tidak disibukkan oleh banyak dan sedikitnya penyimak,
dan mereka yang selalu berjuang karena Allah, di jalan Allah, demi menegakkan
dan meninggikan agama Allah SWT.”
Olehnya itu, ambillah satu bentuk
keteladanan tarbiyah dari Ibn Abbas! Beliau di hari wafatnya disanjung oleh
Muhammad bin al-Hanafiah dalam pujiannya berikut ini: ”hari ini telah
berpulang ke rahmatulllah rabbani umat ini.“(
al-Imam al-Bagawi, Maalm
at-Tanzil)
0 komentar:
Posting Komentar