Home » » JAMSHID AL-KASHI, PENEMU TEORI MATEMATIKA

JAMSHID AL-KASHI, PENEMU TEORI MATEMATIKA

Written By el_mlipaki on Rabu, 13 Februari 2013 | 16.45


 Al-Kashi merupakan ilmuawan yang sangat hebat, dan salah seorang yang paling terkenal di dunia.  Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang matematikus masyhur di dunia Islam. Ia adalah seorang ilmuwan yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid, di Samarkand abad ke-14 M. Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya.
Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri Dinasti Timurid, yang memenangkan sederet pertempuran. Timur Lenk memproklamirkan dirinya sebagai penguasa dan tokoh restorasi Kekaisaran Mongol di Samarkand pada 1370.  Pada 1383, Timur Lenk mulai menaklukan Persia dengan merebut wilayah Herat. Setelah Timur Lenk wafat pada 1405,
pemerintah yang didirikannya terbagi menjadi dua dan dipimpin dua anaknya. Salah satu putranya bernama Shah Rukh. Ketika Timur Lenk berkuasa, ia hanya fokus pada bidang militer dan pendudukan wilayah. Akibatnya, masyarakatnya hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Pada masa itu, al-Kashi juga merasakan betapa hidupnya begitu susah karena kemiskinan yang melilitnya. Hidup dalam kemiskinan, tak membuat al-Kashi putus asa. Semangatnya untuk belajar tak pernah surut. Sejak kecil, matematika dan astronomi telah membetot perhatiannya. Ia sangat mencintai kedua ilmu itu. Seperti para ilmuwan hebat lainnya, ia biasa melakukan perjalanan dari kota ke kota untuk menimba ilmu pengetahuan.
Setelah Shah Rukh menduduki tampuk kekuasaan, kondisi di tanah kelahirannya mulai membaik. Shah Rukh mulai memperbaiki kehidupan rakyatnya. Dia berusaha meningkatkan ekonomi, kesejahteraan rakyatnya. Bahkan dia juga sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan kesenian. Maka rakyat yang dulu berada dalam penderitaan akibat banyaknya perang, kini bisa bernafas dengan lega. Sehingga mereka memikirkan hal-hal yang lebih baik guna memperbaiki kehidupan seperti pendidikan dan seni. Angin segar yang dibawa Shah Rukh itu membuat ilmu pengetahuan begitu berkembang pesat.Semuanya berkat dukungan Shah Rukh. Al-Kashi pun memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Dengan giat, ia mengembangkan ilmu astronomi dan matematika yang diakuasainya.
Al-Kashi pun berhasil melakukan observasi terhadap gerhana bulan di Kashan yang tepat terjadi pada 2 Juni 1406. Dukungan kuat terhadap berbagai macam penelitian yang dilakukan al-Kashi juga diberikan oleh Ilugh Beg, penguasa kota Samarkand bagian dari Kerajaan Timur Lenk. Ulugh Beg merupakan putra Shah Rukh. Ia adalah seorang ilmuwan besar pada masanya. Berbagai macam penelitian dan karya-karya besar al-Kashi banyak yang dipersembahkan kepada Ulugh Beg diantaranya adalah buku tabel astronomi Khaqani Zij yang dibuatnya berdasarkan tabel karya Nasir al-Tusi. Tanpa bantuan Allah lewat Ulugh Beg, al Kashi tidak mungkin bisa mnyelesaikan berbagai macam karyanya secara menyeluruh. Karya-karya besar Jamshid Al Kashi dalam bidang astronomi dan matematika cukup banyak. Namun untuk menyelesaikan karya-karya besarnya itu, dia mendapatkan banyak bantuan dari Ulugh Beg. Ulugh Beg membangun sebuah universitas untuk mempelajari ilmu teologi dan ilmu pengetahuan di Samarkand pada 1420. Ia bekerja sama dengan al-Kashi dalam mengerjakan berbagai proyek penelitian. Selain mengajak al-Kashi, dalam proyeknya, Ulugh Beg juga mengundang seorang ilmuwan hebat Qadi Gaza dalam proyek tersebut.
Sejumlah catatan sejarah ada yang menyebutkan bahwa Al-Kashi merupakan seorang ahli astronomi dan matematika yang sangat terkemuka di Samarkand. Bahkan dia juga sering disebut sebagai Ptolemeus II oleh para ahli sejarah yang hidup pada zaman itu. Kecermelangan karirnya dalam ilmu pengetahuan dibuktikan dengan sebuh surat yang ditulisnya dari Samarkand kepada ayahnya yang tinggal di Kashan. Dalam surat tersebut, dia menceritakan bagaimana perkembangan kehidupannya yang penuh ilmu pengetahuan. Selain itu, dia juga menceritakan Ulugh Beg yang mulai membangun konstruksi tempat penelitian di Samarkand. Dalam suratnya, al-Kashi juga menceritakan kehebatan Ulugh Beg dalam bidang matematika. Dia juga tidak lupa menggambarkan kehebatan Qadi Gada ​​yang diseganinya. Ulugh Beg sering mengadakan berbagai rapat dan diskusi untuk membahas masalah astronomi dan matematika.
Namun di antara para ilmuwan yang diundangnya untuk menghadiri diskusi tersebut, hanya al-Kashi dan Qadi Zada ​​saja yang bisa mengikuti dengan baik. Sejumlah ilmuwan lain merasa diskusi matematika dan astronomi tersebut sangat sulit untuk dimengerti. Setelah meninggalnya al-Kashi, Ulugh Beg pernah memuji kehebatan al-Kashi dengan mengatakan,'' Al-Kashi merupakan ilmuwan yang sangat hebat, salah seorang yang paling terkenal di dunia. Dia sangat sempurna dalam memahami ilmu pengetahuan kuno dan banyak berjasa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.''
KONTRIBUSI AL-KASHI UNTUK ILMU PENGETAHUAN
* BIDANG MATEMATIKA 
Hukum cosinus
Di Prancis, Hukum cosinus dikenal sebagai Theoreme d'Al-Kashi (Teorema Al-Kashi). Sebab Al-Kashi merupakan orang yang pertama yang menemukan hukum tersebut. Dia juga memberikan sejumlah alasan mengapa Hukum cosinus bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan segitiga.
Risalah Kord dan Sinus
Dalam bukunya yang berjudul Risalah Kord dan Sinus, dia menghitung nilai sin 1 ° dengan sangat akurat. Dari semua ilmuwan matematika pada masanya, hanya Al Kashi yang bisa menilai sin 1 ° dengan akurat sampai muncullah seorang ahli matematika pada abad ke-16 yakni Taqi al-Din. Al-Kashi juga mengembangkan berbagai macam metode untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan kubik yang baru dipelajari di Eropa beberapa abad setelah penemuannya. Untuk menghitung nilai sin 1 ° dengan tepat, Al-Kashi menemukan rumus matematika yang sering disebut sebagai persembahan kepada Francois Viete.
Pecahan Desimal
Pecahan desimal yang digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama berabad-abad, sebenarnya merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh al-Kashi. Pecahan desimal ini merupakan salah satu karya besarnya yang memudahkan untuk menghitung aritmatika yang dia bahas dalam karyanya yang berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan pada awal abad ke-15 di Samarkand.
Segitiga Khayyam
Untuk menandingi kebesaran segitiga Pascal, di Persia dikenal Segitiga Khayyam dari nama Omar Khayyam. Segitiga Pascal pertama kali diketahui dari sebuah buku karya Yang Hui yang ditulis pada tahun 1261, salah seorang anggota matematika Dinasti Sung yang terkenal.  Namun, sebenarnya segitiga tersebut telah dibahas dalam buku karya Al Kashi yang disebut dengan Segitiga Khayyam. Dan kita semua tahu bahwa ilmu di Cina dan Persia itu sudah tua. Sedangkan segitiga Pascal yang dibahas oleh Peter Apian, seorang anggota Aritmatika dari Jerman baru diterbitkan pada 1527. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Segitiga Khayyam muncul terlebih dulu sebelum segitiga Pascal. 
Bagi seorang siswa sekolah terlebih lagi ilmuan pastinya telah faham benar dengan teori-teori matematika yang sering digunakan seperti di atas. Teori-teori tersebut telah berabad-abad digunakan oleh bangsa barat dan timur bahkan tidak sedikit yang mengakui bahwa itu adalah warisan nenek moyang mereka sendiri. Dengan ini kita semakin tahu bahwa faktanya penemu pertama semua teori dalam ilmu matematika tersebut adalah seorang muslim JAMSHID AL-KASHI.
% � l X�� ��� atan kata (تُعَلِّمُوْن) lebih awal, yang berarti mengajar dan mempraktekkan ilmu, dari kata (تَدْرُسُون) itu sendiri, yang berarti menekuni pelajaran.Meskipun demikian, kedua makna tersebut merupakan organ vital dari lahirnya proses pembelajaran yang benar dan tepat. Pernyataan ini dipertegas oleh Syekh Sya’rawi berikut ini: “Kedua kata kerja tersebut mempunyai makna yang beda. Kata (تُعَلِّمُوْن) artinya: yang rabbani dari mereka adalah yang senantiasa menyampaikan dan mengajarkan kepada umat metode kehidupan yang bersumber dari Allah, yang demikian itu diatur dalam sebuah mekanisme belajar-mengajar. Dan kata (تَدْرُسُون) artinya: mereka yang senantiasa berupaya memahami pesan-pesan agama secara benar sebelum disampaikan ke umat. Dan pastinya, selagi Anda belajar, tentu mengetahui teks-teks baku yang valid untuk dijadikan metode kehidupan, dan selama Anda belajar-mengajar, tentu memahami tata cara menerima dan menerapkan metode tersebut dengan baik dan benar. Olehnya itu, Anda wajib menjadi sosok rabbani dalam kedua hal tersebut.”
Imam Ibn Qayyim al-Jauzi berkata: “Sesungguhnya ulama-ulama terdahulu sepakat bahwa orang berilmu tidak berhak disebut rabbani hingga ia mengetahui kebenaran, mengamalkan dan mengajarkannya. Barang siapa yang mengetahui, mengamalkan dan mengajarkannya, maka ia disebut sebagai ilmuwan agung di kerajaan yang ada di langit.”. (Zad al-Maad fi Hadyi Khairil Ibad)
Dari paparan singkat di atas, bisa disimpulkan sebagai berikut “Yang rabbani dari murabbi adalah mereka yang senantiasa meniti jalan-jalan dakwah, mereka yang gemar belajar dan mengajarkan ilmu, mereka yang mengamalkan ilmu dan ingin menjadi panutan umat, mereka yang berpegang teguh dan taat terhadap ajaran agama, mereka yang berdakwah tanpa mengenal keluh kesah, mereka yang berjuang bukan karena kepentingan golongan dan partai, mereka yang tidak disibukkan oleh banyak dan sedikitnya penyimak, dan mereka yang selalu berjuang karena Allah, di jalan Allah, demi menegakkan dan meninggikan agama Allah SWT.”
Olehnya itu, ambillah satu bentuk keteladanan tarbiyah dari Ibn Abbas! Beliau di hari wafatnya disanjung oleh Muhammad bin al-Hanafiah dalam pujiannya berikut ini: ”hari ini telah berpulang ke rahmatulllah rabbani umat ini.“( al-Imam al-Bagawi, Maalm at-Tanzil)

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi