Home » » Syarah Hadits Jibril Tentang Iman

Syarah Hadits Jibril Tentang Iman

Written By el_mlipaki on Rabu, 13 Februari 2013 | 17.00


Umar bin Khaththab R. A berkata: Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah SAW. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang pria mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan pada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, Kemudian ia bertanya: "Beritahukan kepadaku tentang Iman". Nabi menjawab, " Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat; kitab-Nya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk, "ia berkata," Engkau benar." (HR Muslim) 

Isi Hadits Jibril Tentang Iman
Dari penjelasan tentang urgensi hadits ini, kita dapat mengambil faidah di antaranya: 
1.      Keimanan kepada Allah Azza wa jalla.
Dalam hal ini sudah menjadi kelaziman sebagai seorang mukmin untuk beriman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya sesembahan dan tidak perlu adanya pembahasan panjang lebar lagi.
2.      Mengimani tentang adanya malaikat.
Bahwasanya malaikat diciptakan dari cahaya. Nabi SAW bersabda: Diciptakan malaikat dari cahaya, diciptakan jin dari api yang menyala-nyala, dan diciptakan Adam dari apa yang disifatkan kepada kalian. [HR Muslim]. Malaikat memiliki sayap, sebagaimana Allah berfirman di awal surat Faathir. Dan jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah. Ada hadits yang menyatakan, bahwa Baitul Ma'mur di langit yang ke tujuh diakses setiap hari oleh 70.000 malaikat. Kapan mereka keluar tidak kembali lagi ke situ. [HR Bukhari dan Muslim]. Malaikat mendapat tugas bermacam-macam dari Allah. Mereka adalah makhluk yang tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah, dan mereka selalu bertasbih kepada Allah. 
Sifat-sifat Malaikat Jibril. 
Dia adalah ar Ruh al Amin, sebagaimana firman Allah:  Dia dibawa turun oleh ar Ruh al Amin (Jibril). Allah mensifatinya dengan sifat amanah dan suci sebagai rekomendasi yang agung dari Rabb Azza wa Jalla. Allah mensifatinya sebagai makhluk yang baik atau berakhlak mulia, memiliki keindahan bentuk, memiliki posisi di sisi Allah. Dia adalah pemimpin para malaikat yang ditaati perintahnya di langit. Rasulullah SAW pernah melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dua kali. Yang pertama pada tiga tahun setelah beliau SAW diutus, dan yang kedua pada malam Isra' dan Mi'raj. Rasulullah SAW menyifati malaikat Jibril dengan kebesaran penciptaannya (bentuknya). Disebutkan, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: "Rasulullah SAW melihat Jibril dengan bentuk aslinya. Dia memiliki enam ratus sayap. Setiap sayap darinya dapat menutup ufuk, lalu berjatuhan dari sayapnya macam-macam warna-sesuatu yang bermacam-macam warnanya-dari mutiara dan yaqut ".
3.      Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada RasulNya. 
Sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kitab-kitab Taurat, Injil, Zabur, Shuhuf Ibrahim dan Musa dan Al Qur `an tersebut diturunkan oleh Allah dengan benar dan bukan makhluk. Keistimewaan al Qur `an dari kitab-kitab lainnya: 
         Kita wajib mengimaninya secara rinci, membenarkan semua berita yang ada di dalamnya, melaksanakan perintah, menjauhkan laranganNya dan beribadah kepada Allah sesuai dengan apa yang ada di dalam al Qur `an dan as Sunnah. 
         Al Qur `an adalah mu'jizat yang abadi. Tidak ada seorang pun jin dan manusia yang mampu untuk membuat satu surat saja seperti al Qur'an [QS. Al Israa `: 88]. 
         Allah menjamin untuk menjaga al Qur `an [QS. Al Hijr: 9]. 
         Al Qur `an sebagai tolak ukur dari kitab-kitab sebelumnya. Dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai penjelas dari al Qur `an. 
         Al Qur `an adalah kalamullah bukan makhluk, berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepadaNya; dan bahwasanya Allah berbicara secara hakiki. 
4.      Iman kepada rasul-rasul Allah.  
Yang dimaksud rasul adalah, orang yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umat. Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh, dan yang terakhir Nabi Muhammad SAW. Setiap umat tidak pernah kosong dari nabi utusan Allah yang membawa syari'at khusus untuk kaumnya, atau dengan membawa syari'at sebelumnya yang diperbaharui. Para rasul adalah manusia biasa, makhluk Allah yang tidak memiliki sedikit pun keistimewaan rububiyah maupun uluhiyah. Mereka juga tidak mengetahui hal yang ghaib. Allah berfirman tentang Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para rasul dan paling tinggi derajatnya di sisi Allah.  Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan jika aku mengetahui yang gaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman " [QS. Al A'raaf: 188]. 
Iman kepada Rasul mengandung empat unsur: 
         Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka, meskipun hanya seorang, maka menurut pendapat seluruh ulama, ia dikatakan kafir, sebagaimana firman Allah dalam surat Asy Syu'araa 'ayat 105. 
         Mengimani nama-nama rasul yang sudah kita kenali, yang Allah sebutkan di dalam al Qur `an dan as Sunnah yang shahih. Jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Menurut riwayat, jumlah nabi ada 124.000 dan jumlah rasul ada 315. Adapun yang terkenal adalah 25 rasul. Allah menyebutkan tentang para nabi dan rasul di dalam al Qur `an ada 25. Yaitu Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya'qub, Yusuf, Syu'aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya , Isa dan Muhammad. Lihat surat al Imran ayat 33, Hud ayat 50, 61, 84, al Anbiya ayat 85, Al An'aam ayat 83-86 dan al Fath ayat 29. Adapun para rasul yang tidak diketahui namanya, maka wajib bagi kita mengimani secara global. Allah berfirman:  Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu, dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu... [QS. Al Mu'min: 78] 
         Memungkinkan berita-berita mereka yang shahih riwayatnya. 
         Mengamalkan syari'at Rasul yang diutus kepada kita. Ia adalah Muhammad SAW yang diutus Allah kepada seluruh manusia dan penutup para nabi. Allah berfirman:  اMaka demi Rabb-mu, maka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya. [QS. An Nisaa `: 65]. 
5.      Iman kepada Yaumul Akhir (hari kiamat). 
Yaitu mengimani yang dikabarkan atau disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW tentang yang terjadi setelah kematian. Di antaranya: fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, ditegakkannya timbangan, dibukanya catatan-catatan amal, adanya hisab, al Haudh (telaga), shirath (jembatan), syafa'at, Surga dan Neraka. Firman Allah:  Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang- orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. [QS. Ibrahim: 27]. 
Allah berfirman tentang adanya adzab kubur:  Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan sore dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya kepada adzab yang sangat keras". [QS. Al Mu'min: 46]. Allah menciptakan kejadian-kejadian saat kiamat datang menjelang. Salah satunya, Allah menyuruh Malaikat Israfil meniup sangkakala, sebagaimana firmanNya:  Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi , kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). "[QS. Az Zumar: 68]. Ruh-ruh ketika itu akan dikembalikan ke jasadnya masing-masing. Maka bangkitlah manusia dari liang kuburnya untuk menghadap Allah, Rabb semesta alam. Mereka bangkit dengan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan tidak Berkhitan. Matahari dekat dengan mereka dan peluh (keringat) bercucuran membasahi tubuh. Kemudian ditegakkan timbangan, dibukakan catatan-catatan amal, serta adanya hisab, sebagaimana firman Allah dalam surat al Mu'minun ayat 102-104.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi