Umar
bin Khaththab R. A berkata: Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di
dekat Rasululah SAW. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang pria mengenakan
pakaian yang sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Tak terlihat padanya
tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang
mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan
pada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi,
Kemudian ia bertanya: "Beritahukan
kepadaku tentang Iman". Nabi menjawab, " Iman adalah, engkau
beriman kepada Allah; malaikat; kitab-Nya; para RasulNya; hari Akhir, dan
beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk, "ia berkata,"
Engkau benar." (HR Muslim)
Isi Hadits Jibril Tentang Iman
Dari penjelasan tentang urgensi hadits ini,
kita dapat mengambil faidah di antaranya:
1.
Keimanan kepada Allah Azza wa jalla.
Dalam hal ini sudah menjadi kelaziman sebagai
seorang mukmin untuk beriman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya sesembahan
dan tidak perlu adanya pembahasan panjang lebar lagi.
2.
Mengimani tentang adanya malaikat.
Bahwasanya malaikat diciptakan dari cahaya. Nabi
SAW bersabda: Diciptakan malaikat dari cahaya, diciptakan jin dari api yang
menyala-nyala, dan diciptakan Adam dari apa yang disifatkan kepada
kalian. [HR Muslim]. Malaikat memiliki sayap, sebagaimana Allah
berfirman di awal surat Faathir. Dan jumlah malaikat sangat banyak, tidak
ada yang mengetahui kecuali hanya Allah. Ada hadits yang menyatakan, bahwa
Baitul Ma'mur di langit yang ke tujuh diakses setiap hari oleh 70.000
malaikat. Kapan mereka keluar tidak kembali lagi ke situ. [HR Bukhari
dan Muslim]. Malaikat mendapat tugas bermacam-macam dari
Allah. Mereka adalah makhluk yang tidak pernah berbuat maksiat kepada
Allah, dan mereka selalu bertasbih kepada Allah.
Sifat-sifat Malaikat Jibril.
Dia adalah ar Ruh al Amin, sebagaimana firman
Allah: Dia dibawa turun oleh ar Ruh al Amin (Jibril). Allah mensifatinya
dengan sifat amanah dan suci sebagai rekomendasi yang agung dari Rabb Azza wa
Jalla. Allah mensifatinya sebagai makhluk yang baik atau berakhlak mulia,
memiliki keindahan bentuk, memiliki posisi di sisi Allah. Dia adalah
pemimpin para malaikat yang ditaati perintahnya di langit. Rasulullah SAW
pernah melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dua kali. Yang pertama
pada tiga tahun setelah beliau SAW diutus, dan yang kedua pada malam Isra' dan
Mi'raj. Rasulullah SAW menyifati malaikat Jibril dengan kebesaran
penciptaannya (bentuknya). Disebutkan, dari Abdullah bin Mas'ud, ia
berkata: "Rasulullah SAW melihat Jibril dengan bentuk aslinya. Dia
memiliki enam ratus sayap. Setiap sayap darinya dapat menutup ufuk, lalu
berjatuhan dari sayapnya macam-macam warna-sesuatu yang bermacam-macam
warnanya-dari mutiara dan yaqut ".
3.
Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada
RasulNya.
Sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh
manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kitab-kitab
Taurat, Injil, Zabur, Shuhuf Ibrahim dan Musa dan Al Qur `an tersebut
diturunkan oleh Allah dengan benar dan bukan makhluk. Keistimewaan al Qur
`an dari kitab-kitab lainnya:
•
Kita wajib mengimaninya secara rinci,
membenarkan semua berita yang ada di dalamnya, melaksanakan perintah,
menjauhkan laranganNya dan beribadah kepada Allah sesuai dengan apa yang ada di
dalam al Qur `an dan as Sunnah.
•
Al Qur `an adalah mu'jizat yang
abadi. Tidak ada seorang pun jin dan manusia yang mampu untuk membuat satu
surat saja seperti al Qur'an [QS. Al Israa `: 88].
•
Allah menjamin untuk menjaga al Qur `an [QS. Al
Hijr: 9].
•
Al Qur `an sebagai tolak ukur dari
kitab-kitab sebelumnya. Dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
sebagai penjelas dari al Qur `an.
•
Al Qur `an adalah kalamullah bukan makhluk,
berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepadaNya; dan bahwasanya Allah
berbicara secara hakiki.
4.
Iman kepada rasul-rasul Allah.
Yang dimaksud rasul adalah, orang yang diberi
wahyu untuk disampaikan kepada umat. Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh,
dan yang terakhir Nabi Muhammad SAW. Setiap umat tidak pernah kosong dari
nabi utusan Allah yang membawa syari'at khusus untuk kaumnya, atau dengan
membawa syari'at sebelumnya yang diperbaharui. Para rasul adalah manusia
biasa, makhluk Allah yang tidak memiliki sedikit pun keistimewaan rububiyah
maupun uluhiyah. Mereka juga tidak mengetahui hal yang ghaib. Allah
berfirman tentang Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para rasul dan paling
tinggi derajatnya di sisi Allah. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa
menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali
yang dikehendaki Allah. Dan jika aku mengetahui yang gaib, tentulah aku
berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa
kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa
berita gembira bagi orang-orang yang beriman " [QS. Al A'raaf: 188].
Iman kepada Rasul mengandung empat unsur:
•
Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar
dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka, meskipun hanya
seorang, maka menurut pendapat seluruh ulama, ia dikatakan kafir, sebagaimana
firman Allah dalam surat Asy Syu'araa 'ayat 105.
•
Mengimani nama-nama rasul yang sudah kita
kenali, yang Allah sebutkan di dalam al Qur `an dan as Sunnah yang
shahih. Jumlah nabi dan rasul sangat banyak. Menurut riwayat, jumlah
nabi ada 124.000 dan jumlah rasul ada 315. Adapun yang terkenal adalah 25
rasul. Allah menyebutkan tentang para nabi dan rasul di dalam al Qur `an ada
25. Yaitu Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq,
Ya'qub, Yusuf, Syu'aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas,
Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya , Isa dan Muhammad. Lihat surat al Imran
ayat 33, Hud ayat 50, 61, 84, al Anbiya ayat 85, Al An'aam ayat 83-86 dan al
Fath ayat 29. Adapun para rasul yang tidak diketahui namanya, maka wajib
bagi kita mengimani secara global. Allah berfirman: Dan sesungguhnya
telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang
kami ceritakan kepadamu, dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami
ceritakan kepadamu... [QS. Al Mu'min: 78]
•
Memungkinkan berita-berita mereka yang shahih
riwayatnya.
•
Mengamalkan syari'at Rasul yang diutus kepada
kita. Ia adalah Muhammad SAW yang diutus Allah kepada seluruh manusia dan
penutup para nabi. Allah berfirman: اMaka demi Rabb-mu, maka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima sepenuhnya. [QS. An Nisaa `: 65].
5.
Iman kepada Yaumul Akhir (hari kiamat).
Yaitu mengimani yang dikabarkan atau
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW tentang yang terjadi setelah
kematian. Di antaranya: fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur,
dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, ditegakkannya timbangan, dibukanya
catatan-catatan amal, adanya hisab, al Haudh (telaga), shirath (jembatan),
syafa'at, Surga dan Neraka. Firman Allah: Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang- orang yang zhalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki. [QS. Ibrahim: 27].
Allah berfirman tentang adanya adzab
kubur: Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan sore dan pada
hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah
Fir'aun dan kaumnya kepada adzab yang sangat keras". [QS. Al Mu'min:
46]. Allah menciptakan kejadian-kejadian saat kiamat datang
menjelang. Salah satunya, Allah menyuruh Malaikat Israfil meniup
sangkakala, sebagaimana firmanNya: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi , kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka
berdiri menunggu (putusannya masing-masing). "[QS. Az Zumar:
68]. Ruh-ruh ketika itu akan dikembalikan ke jasadnya
masing-masing. Maka bangkitlah manusia dari liang kuburnya untuk menghadap
Allah, Rabb semesta alam. Mereka bangkit dengan tidak beralas kaki, tidak
berpakaian dan tidak Berkhitan. Matahari dekat dengan mereka dan peluh
(keringat) bercucuran membasahi tubuh. Kemudian ditegakkan timbangan,
dibukakan catatan-catatan amal, serta adanya hisab, sebagaimana firman Allah
dalam surat al Mu'minun ayat 102-104.
0 komentar:
Posting Komentar