Home » » HIKMAH

HIKMAH

Written By el_mlipaki on Rabu, 13 Februari 2013 | 17.03



ÎA÷sムspyJò6Åsø9$# `tB âä!$t±o 4 `tBur |N÷sムspyJò6Åsø9$# ôs)sù uÎAré& #ZŽöyz #ZŽÏWŸ2 3 $tBur ㍞2¤tƒ HwÎ) (#qä9'ré& É=»t6ø9F{$# ÇËÏÒÈ  
“Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al Baqarah 269)

Tatkala Allah menjelaskan tentang kondisi orang-orang yang menafkahkan hartanya, dan bahwa Allahlah yang memberikan kepada mereka dan mengaruniakan untuk mereka harta yang mampu mereka keluarkan nafkahnya di jalan-jalan kebajikan, dan dengan itu mereka memperoleh kedudukan yang mulia, Allah menyebutkan ada yang lebih besar dari hal tersebut, yaitu Allah akan memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakiNya.

Dalam penjelasan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ‘Hikmah’ adalah Al qur’an dan As Sunnah itu sendiri. Inilah seutama-utamanya pemberian dan sebaik-baiknya karunia. Karena itu Allah berfirman, “Dan barang-siapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak”. Karena dia telah keluar dari gelap kebodohan kepada cahaya petunjuk, dari penyimpangan dalam perkataan dan perbuatan karena kebodohan menuju kebenaran yang tepat padanya. Dan karena ia telah menyempurnakan dirinya dengan kebajikan yang agung dan dengan manfaat yang paling besar dalam agama dan dunia mereka, dengan hikmah al Qur’an dan Sunnah.
            Maksud dari kalimat  âä!$t±o `tB spyJò6Åsø9$#  ÎA÷sムadalah bahwa Alloh ta’ala akan memberikan hikmah kepada orang yang dikehendakinnya, dan orang yang dikehendaki tersebut adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam mempelajari al Qur’an dan As Sunnah. Seperti yang tertera dalam surat Ar Ra’du ayat 11 berikut;
3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ  
“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Begitu juga Rasulullah myempaikan hal yang sama dalam haidts sebagai berikut; “Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya.”  (HR. Bukhari Muslim).
Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak diberikan pemahaman dalam agamanya tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah, sebagaimana orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia menjadikannya faham dalam masalah agama. Dan barangsiapa yang diberikan pemahaman dalam agama, maka Allah telah menghendaki kebaikan untuknya. Bahkan menurut Imam an-Nawawi mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat keutamaan ilmu, mendalami agama, dan dorongan kepadanya. Sebabnya adalah karena ilmu akan menuntunnya kepada ketaqwaan kepada Allah Ta’ala.”
Dan mendapatkan pemahaman itu (Al Qur’an dan As Sunnah) akan didapatkan dari aktifitas kejian terhadap ulama yang kompeten yang memahami benar tentang Al Qur’an dan As Sunnah), bukan dari hasil belajar sendiri tanpa guru, karena seseorang yang mengaji sendiri tanpa guru dikhawatirkan tidak bisa menelaah isi ‘hikmah’ dengan benar.
Sedangkan pada potongan ayat   |ô u  #ZŽÏWŸ2#ZŽöyzÎAré&s)sù spyJò6Åsø9$# N÷sãƒ`tBurdan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.” Maksudnya adalah bahwa seseorang yang telah mengkaji pada ulama’ tentang Al qur’an dan Sunnah kemudian dia mengamalkannya dengan penuh kesabaran didalam menjalankannya (istoqomah), maka itulah orang yang diberi hikmah. Jadi hikmah itu hasil pengamalan dari belajar dengan istoqomah, tidak hanya berhenti belajar saja tanpa melakukan apapun. Dan orang yang diberikan hikmah oleh Alloh ta’ala maka dia diberikan kebaikan yang besar.
Maksud kebaikan besar yang dibahas dalam ayat tersbut adalah syurga. Namun orang yang ingin mendapat syurga itu syarat wajibnya adalah memahami Al Qur’an dan As Sunnah dan mengamalkannya.
Pada potongan ayat yang terakhir É=»t6ø9F{$#H (#qä9'ré& Î) ㍞2¤tƒ $tBurdan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” Bahwa orang yang mempunyai akal yang lurus pasti akan berusaha mendapatkan hikmah dengan segala upaya dan seorang muslim yang baik tentu akan mengarahkan keluarganya agar memperoleh hikmah. Dengan memahamkan anak dan isterinya dengan kajian kepada ulama, dengan memasukkan anak pada pondok pesantren untuk memahami Al Qur’am dan Sunnah. Seperti firman Alloh sebagai berikut; “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, keras, lagi tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim: 6)
Anak terlahir dalam keadaan fitrah. Kewajiban orang tua merawatnya agar tidak menyimpang dari jalan yang lurus, dan selamat dari api neraka. Selain itu, anak yang shalih akan menjadi modal investasi bagi kedua orang tuanya. Sahabat Ali bin Abu Thalib berkata dalam menafsiri ayat ini: “Didik dan ajarilah mereka”. Adh-Dhahak dan Muqatil berujar: “Wajib atas seorang Muslim untuk mendidik keluarganya seperti kerabat, budak perempuan dan budak laki-lakinya tentang perintah dan larangan Allah”.
Sedangkan orang yang akalnya menyimpang, tidak akan mampu mengambil pelajaran dari ayat ini untuk  segera belajar tentang Al Qur’an da As Sunnah pada ulama’, apalagi mengamalkannya. Bahkan seorang muslim yang menyimpang akan menjauhkan keluarganya dari hikmah. Namun jika seorang muslim mampu berfikir, maka dia tidak akan melakukan itu semua.
Apabila orang yang tidak mendapatkan hikmah berarti dia bukan orang yang berfikir karena dia enggan mencari kebaikan itu, dan juga dia tidak akan mendapatkan syurga, jadi orang yang tidak mendapatkan syurga pastilah hanya neraka tempatnya. Na’udzubillahi mindzalik
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi