Home » » AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT

AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT

Written By el_mlipaki on Rabu, 13 Februari 2013 | 16.29



Pembelajaran Al Qur’an harus benar-benar bisa dimengerti dan harus lebih selektif karena seringkali kita mendengarkan ayat-ayat yang disebut sebagai ayat-ayat muhkamat dan satu lagi ayat-ayat mutasyabihat dan belum faham benar akan penjelasannya. Pokok utama yang menjelaskan tentang ini adalah pada firman Allah di dalam surat Ali Imran ayat 7:

"Dia lah yang menurunkan kepadamu (Wahai Muhammad) Kitab suci Al-Quran. sebagian besar dari Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat "Muhkamaat" (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu adalah ibu (atau pohon) isi Al-Quran. dan yang lain lagi adalah ayat-ayat "mutasyaabihaat" (yang samar-samar, tidak terang maksudnya).Oleh sebab itu (timbulah pemahaman yang berbeda menurut isi hati masing-masing) - adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu agama, berkata: "Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami" dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berpikiran."
Dalam ayat tersebut Allah telah menjelaskan bahwa di dalam Al-Quran ada ayat-ayat yang muhkam yang merupakan dasar-dasar Al-Quran yaitu ayat-ayat yang jelas dan terang pengertiannya dan tidak ada kesamaran baginya. Selain dari itu ada ayat-ayat yang mutasyabih yaitu ayat-ayat yang ada di dalamnya kesamaran dari sudut pengertian baik untuk kebanyakan orang maupun sebagian orang.
Pengertian
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Para ulama telah berbeda pendapat tentang pengertian ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat ini. Banyak ungkapan mengenai hal ini yang diriwayatkan dari para ulama salaf. 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ayat-ayat muhkamat itu adalah ayat-ayat nasakh, ayat-ayat tentang halal dan haram, hudud (hukuman), hukum-hukum apa yang diperintahkan dan apa yang hendak dilakukan.
Dan dikatakan pula mengenai ayat-ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang mansukh, didahulukan, diakhirkan, perimpamaan-perumpamaan, sumpah, dan apa yang harus terpercaya tetapi bukan hal yang dilakukan. Ada juga yang berpendapat bahwa ayat mutasyabihat adalah huruf-huruf yang terpotong di awal-awal surat." (Tafsir Al-Quran Al-'Azhim, jilid 2, ms. 5)
Demikian ayat-ayat Mutasyabihat adalah lawan dari ayat-ayat yang muhkamat. Oleh sebab itu, Allah berfirman: "... Adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah ... "
Maksudnya adalah mereka yang mengambil ayat-ayat mutasyabihat untuk mereka mengubah ayat-ayat tersebut kepada maksud-maksud yang rusak sebagaimana orang-orang Nasrani ketika mendebat mereka mengatakan Al-Quran menyatakan bahwa "Isa itu adalah roh Allah." Sedangkan ayat lain yang mereka tidak berhujah dengannya menyatakan "Yesus itu tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian)." Dan juga firmanNya"Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian berfirman kepadanya, (Kun) 'Jadilah', maka jadilah ia." (QS. Ali Imran: 59) (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2)
Sayikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Syarh al-‘Aqidah al-Wasithiyyah mengatakan, bahwa takwil merupakan distorsi dan tahrif terhadap ayat-ayat al-Qur’an, sedangkan tahrif termasuk tradisi orang-orang Yahudi.
Bahaya Takwil
Imam Ahmad meriwayatkan, Abu Kamil telah menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami, dari Abu Ghalib, di mana dia berkata, aku pernah mendengar Abu Umamah menyampaikan sebuah hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tentang firman Allah: "Adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran"
Beliau bersabda: "Mereka itulah golongan Khawarij." Dan juga firman Allah: "Pada hari yang pada waktu itu ada muka yang putih berseri dan ada pula muka yang hitam muram." (QS. Ali Imran: 106). Beliau bersabda: "Mereka (muka yang hitam muram) itulah golongan Khawarij."
Tidak diragukan lagi kelompok Islam akan terpecah berdasarkan apa yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah. Bahkan kelompok satu ini benar-benar dibunuh oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a pada perang Nahrawan. Maka dari saat itulah bermunculanlah kelompok-kelompok sesat lainnya di antaranya Qadariyyah, Mu'tazilah, Jahmiyyah dan lain-lain. (Tafsir Ibn Katsir, jilid 2)
Firman Allah surat Ali Imron 7: "..Dan tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.."
Menurut Ibn Katsir takwil di sini berarti tafsir, keterangan dan berupa penjelasan mengenai sesuatu hal, sebagaimana firmanNya: "Berikanlah kami takwilnya." (QS.Yusuf: 36)
Sebagaimana doa Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas radhiallahu' anhuma: "Ya Allah berikanlah pemahaman kepadanya tentang masalah agama dan ajarkanlah takwil (tafsir) kepadanya." (HR. Bukhari dan Ahmad)
Orang ‘Alim Tetap Beriman
Selanjutnya firman Allah: "Dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu agama, berkata:" Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami "dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berpikiran."
Firman Allah ini menjelaskan bahwa mereka (orang-orang yang mendalam ilmunya) mengatakan: " Kami beriman kepadanya " yakni kepada ayat-ayat mutasyabihat. Apakah ayat-ayat muhkamat maupun ayat-ayat mutasyabihat, maka ia adalah benar, saling membenarkan dan menguatkan karena semuanya itu berasal dari Allah Ta'ala. Sebab tidak ada satu pun yang berasal dariNya saling berbeda dan bertentangan satu sama lain, sebagaimana firman Allah: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya. " (An-Nisa: 82)
Karena itulah, Allah berfirman: "dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berpikiran" artinya yang dapat memahami dan merenungi maknanya hanyalah orang-orang yang berakal sehat dan memiliki pemahaman yang benar.
Rasulullah pernah mendangar suatu kaum yang saling bertengkar, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya dengan sebab (bentrokan) inilah orang-orang sebelum kalian itu binasa. Mereka mempertentangkan sebagian isi Kitab Allah dengan sebagian yang lain. Sesungguhnya Kitab Allah itu diturunkan untuk saling membenarkan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, janganlah kalian mendustakan sebagiannya dengan sebagian lainnya. Apa saja yang kalian ketahui darinya, maka katakanlah. Dan apa saja yang kalian tidak ketahui darinya, maka serahkanlah kepada yang mengetahuinya." (HR. Ahmad dari 'Amr bin Syu'aib)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi