Home » » Ar-Razi Penemu Penyakit Cacar

Ar-Razi Penemu Penyakit Cacar

Written By el_mlipaki on Sabtu, 23 November 2013 | 12.52



Setiap orang pasti akan terserang penyakit cacar, minimal sekali dalam hidupnya. Penyakit cacar adalah peyakit yang disebabkan oleh sebuah virus yang akan menyebabkan bintil-bintil merah berisi cairan diseluruh permukaan tubuh pada si penderita.Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai ‘Herpes’ oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes Genetalis dan Herpes Zoster.
Herpes Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (termasuk dipintu dubur/anus serta pantat dan pangkal paha/ selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS), Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain ‘shingles’ adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh tubuh.
Herpes zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.
Ar-Razi Penemu Cacar

Tapi, tahukah anda jika orang yang pertama kali mendefinisikan penyakit cacar adalah seorang muslim? Ia adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi, pria kelahiran Ravy, Teheran, Iran pada 251 H/865 M.  Ar-Razi yang saat itu bekerja sebagai dokter utama di rumah sakit di Baghdad, menjelaskan, "Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, di mana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi."
Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britannica (1911) yang menulis: "Pernyataan pertama yang paling akurat dan terpercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes (Razi), di mana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut."
Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Ar-Razi dikenal di Barat dengan panggilan Rhazes. Dia salah seorang pakar sains Iran yang sejak muda telah mempelajari kimia, matematika, dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.
Saat masih kecil, ar-Razi ingin menjadi penyanyi atau musisi. Namun, dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi (kimia). Pada usia 30 tahun, dia memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi karena berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Ia lalu mencari dokter untuk menyembuhkan matanya. Dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.
Gurunya adalah Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan di bawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.
Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter di sana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.
Setelah kematian Khalifah al-Muktafi pada tahun 907 M, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy. Di kota ini dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.
Buku Cacar Pertama
Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hipokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.
Simak penjelasan lanjutan ar-Razi tentang cacar, "Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan terasa gatal di seluruh bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan."
Razi juga dikenal sebagai ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma". Ia cendekiawan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ia juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.
Sumbangan penting ar-Razi lainnya adalah etika kedokteran. Dia mengkritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyaki, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin.
Ia kemudian menyarankan, untuk meningkatkan mutu, para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat.
Ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan tidak mematuhi perintah sang dokter. Tujuan menjadi dokter, katanya, untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Selain Cacar dan Campak, buku-buku karya Ar-Razi lainnya adalah: Hidup yang Luhur, Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum, Keraguan pada Galen, dan Penyakit pada Anak. 


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi