Home » » Tiga Golongan Manusia Menurut Sahabat Ali

Tiga Golongan Manusia Menurut Sahabat Ali

Written By el_mlipaki on Rabu, 20 November 2013 | 10.49



Setiap hari kita selalu berusaha berbuat kebenaran dengan beribadah dan segala macamnya dengan tujuan agar kita bisa selalu meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah. Untuk tahu bagaimana sudah sejauh mana tingkat ketaqwaan kita pada Allah bisa kita rujuk pada pemahaman Sahabat Ali Ibn Abi Thalib r.a tentang pembagian manusia menjadi tiga golongan, bahwa manusia tidak keluar dari 3 golongan ini. Dan klasifikasi yang dimaksud dengan manusia disini adalah umat Islam.
Alim Rabbani (ulama)
Ini adalah golongan pertama dan tertinggi tingkatannya, yaitu golongan alim rabbani, mereka adalah para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya kepada orang lain secara bertahap (dari tingkat yang paling rendah, kemudian ilmu yang lebih tinggi dari sebelumnya). Seorang ‘alim yang tidak mengamalkan ilmunya tidak dinamakan rabbani meskipun ia ajarkan ilmunya kepada orang lain. Dan seorang ‘alim yang mengamalkan ilmunya apabila tidak diajarkan kepada orang lain juga tidak dinamakan rabbani.

Penuntut Ilmu Yang Berada Di Atas Jalan Keselamatan
Golongan kedua adalah golongan para penuntut ilmu, yang mereka sedang menempuh jalan keselamatan. Penuntut ilmu agama yang memiliki niat yang benar dan mengamalkan dialah yang dimaksud oleh Amirul Mukminin radhiyallahu ‘anhu.
Awam
“Dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang berteriak (seruan-red), mereka condong sesuai dengan arah angin (kemanapun diarahkan), tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu, dan tidak berpegangan dengan pegangan yang kuat”
Ini adalah golongan ketiga, yaitu golongan orang-orang awam, mereka bukan orang alim, atau orang yang berusaha untuk menjadi orang alim (yaitu muta’allim). Keadaan mereka seperti yang beliau sifatkan, hamajun ri’aa, orang-orang yang dungu, mengikuti setiap orang yang berteriak , artinya setiap ada yang datang mengajak kepada sesuatu maka dia mengikutinya, tidak mempertimbangkan baik buruknya dan benar salahnya.
Setelah menyebutkan keadaan golongan ketiga, beliau menyebutkan dua sebab kenapa mereka menjadi demikian, yang pertama karena tidak berusaha menyinari hatinya dengan cahaya ilmu, malah ridha dengan kejahilan atau asyik dengan kebodohannya, akibatnya menjadi orang yang tidak memiliki pendirian yang kuat. Berbeda dengan orang yang memiliki ilmu, dimana ia berjalan bersamanya ilmu yang ia miliki, Allah berfirman: “Apakah orang yang dulunya mati (hatinya) kemudian Kami hidupkan, dan Kami berikan kepadanya cahaya (ilmu dan hidayah) yang dia berjalan dengan cahaya tersebut ditengah-tengah manusia, apakah sama dia dengan orang yang berada di dalam kegelapan-kegelapan (kesesatan) yang dia tidak bisa keluar darinya” (QS. Al-An’am:122)
Yang kedua karena tidak mau bertanya kepada orang yang berilmu, sehingga akhirnya tersesat karena dirinya sendiri. Mereka tidaklah memiliki pegangan yang kuat karena mereka sendiri selalu terombang-ambing dan tidak berpendirian. Golongan yang ketiga ini meski jumlahnya yang paling banyak, mereka adalah golongan yang paling rendah derajatnya disisi Allah. Bahkan kalau diperhatikan, tidaklah terjadi fitnah dan kekacauan di sebuah negeri kecuali berasal dari golongan yang ketiga ini.

Di dalam pembagian manusia menjadi tiga golongan tersebut, terdapat dorongan dan anjuran bagi kaum muslimin untuk menuntut ilmu agama yang benar, dan mengingatkan mereka supaya jangan menjadi orang yang jahil terhadap agama, sehingga mudah terpengaruh dengan kesesatan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi