Home » » “Orang Yang Bertakwa Itu Dikekang”

“Orang Yang Bertakwa Itu Dikekang”

Written By el_mlipaki on Kamis, 21 November 2013 | 15.22


“Orang yang bertakwa itu dikekang”
Umar bin Abdul Aziz

            Berlimpah harta, berpangkat, dipuji banyak orang, tampan, bisa makan dan minum enak, pergi berlibur setiap saat, adalah sederet kenikmatan yang bisa setiap orang dapatkan di muka bumi ini. Bahkan sangat jarang yang tidak menginginkan itu semua. Dunia ini bagaikan surga segala kenikmatan, tapi apakah benar? Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (H.R. Muslim.)
            Sama halnya dengan orang yang bertaqwa menurut Umar bin Abdul Aziz bahwa orang yang bertaqwa itu dikekang. Dikekang dari apa, yaitu dari semua hal-hal yang bersifat keduniaan, hal-hal yang bersifat keburukan, hal-hal yang tidak menjadikan Allah SWT tidak ridho kepadanya. Berbeda dengan orang yang ingkar yang menjadikan segala kenikmatan di dunia ini menjadi surga bagi dirinya, padahal apa saja yang mengiurkan di dunia ini belum tentu Allahpun meridhionya.
            Namun orang-orang yang bertaqwa tidaklah menjadikan bentuk-bentuk kekangan itu sebagai keterbatasan ataupun siksaan, tetapi justeru sebuah kenikmatan yang Allah berikan. Karena orang yang bertakwa itu paham benar dengan nasihat Rasulullah Muhammad SAW dalam hadits yang berikut: “Tidaklah berarti dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke dalam lautan lalu ia mengangkatnya, dan cobalah lihat dengan apa ia kembali. Berapa banyak air yang melekat di jarinya itu? Dunia itu sangat kecil nilainya seperti halnya air yang melekat di jari tadi,” (HR Muslim)
Maka benar ketika Ibnu Mas'ud berkata : "Engkau berbuat taat kepada Allah dengan cahaya (petunjuk) dari Allah dengan mengharap pahala Allah dan engkau tinggalkan maksiat kepada-Nya dengan cahaya dariNya karena takut akan siksaNya".
Dan pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa nilai taqwa seseorang amat berkait dengan kadar raja' (pengharapan) terhadap pahala Allah SWT (surga) dan kadar khauf (takut) terhadap neraka Allah SWT. Selain itu, tentu yang paling awal adalah seberapa kadar mengenal Allah SWT yang ia miliki. Itulah tiga unsur dasar yang mendorong seseorang untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Maka salah satu sifat orang yang bertakwa adalah selalu menjaga dirinya dalam kehati-hatian dan takut azab Allah pada setiap apapun yang bisa menjerumuskan dirinya kedalam kemungkaran. Allah SWT bersabda, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan  (tibanya) hari kiamat.” (QS. Al An biyaa’: 48-49)

Semoga kita bisa menjadi orang yang bertaqwa yang bisa mengekang segala hawa nafsu keburukan yang bersifat duniawiah, meskipun pengekangan itu bukanlah sebuah kesengsaraan. Karena bagi seorang muttaqin yang menghambakan diri dihadapan Allah SWT, hidup dalam pengekangan atau penjara dunia bukanlah sebuah kesengsaraan, namun didalamnya terkandung sebuah kenikmatan, yang hanya bisa dirasakan oleh seorang hamba yang memahami arti sebuah penghambaan dirinya kepada sang Maha Pencipta. Oleh karenanya,dalam diri seorang mukmin, menjalankan ibadah merupakan satu kenikmatan dan bukan sebagai beban, terdapat sebuah kebahagiaan disaat mereka merasakan manisnya taqwa.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi