“Orang yang bertakwa itu dikekang”
Umar bin Abdul Aziz
Berlimpah
harta, berpangkat, dipuji banyak orang, tampan, bisa makan dan minum enak,
pergi berlibur setiap saat, adalah sederet kenikmatan yang bisa setiap orang
dapatkan di muka bumi ini. Bahkan sangat jarang yang tidak menginginkan itu
semua. Dunia ini bagaikan surga segala kenikmatan, tapi apakah benar?
Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu
penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (H.R. Muslim.)
Sama
halnya dengan orang yang bertaqwa menurut Umar bin Abdul Aziz bahwa orang yang
bertaqwa itu dikekang. Dikekang dari apa, yaitu dari semua hal-hal yang
bersifat keduniaan, hal-hal yang bersifat keburukan, hal-hal yang tidak
menjadikan Allah SWT tidak ridho kepadanya. Berbeda dengan orang yang ingkar
yang menjadikan segala kenikmatan di dunia ini menjadi surga bagi dirinya,
padahal apa saja yang mengiurkan di dunia ini belum tentu Allahpun meridhionya.
Namun
orang-orang yang bertaqwa tidaklah menjadikan bentuk-bentuk kekangan itu
sebagai keterbatasan ataupun siksaan, tetapi justeru sebuah kenikmatan yang
Allah berikan. Karena orang yang bertakwa itu paham benar dengan nasihat
Rasulullah Muhammad SAW dalam hadits yang berikut: “Tidaklah berarti dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat,
melainkan seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke dalam lautan lalu ia
mengangkatnya, dan cobalah lihat dengan apa ia kembali. Berapa banyak air yang
melekat di jarinya itu? Dunia itu sangat kecil nilainya seperti halnya air yang
melekat di jari tadi,” (HR Muslim)
Maka
benar ketika Ibnu Mas'ud berkata : "Engkau berbuat taat kepada Allah
dengan cahaya (petunjuk) dari Allah dengan mengharap pahala Allah dan engkau
tinggalkan maksiat kepada-Nya dengan cahaya dariNya karena takut akan
siksaNya".
Dan
pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa nilai taqwa seseorang amat berkait
dengan kadar raja' (pengharapan) terhadap pahala Allah SWT (surga) dan kadar
khauf (takut) terhadap neraka Allah SWT. Selain itu, tentu yang paling awal
adalah seberapa kadar mengenal Allah SWT yang ia miliki. Itulah tiga unsur
dasar yang mendorong seseorang untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Maka
salah satu sifat orang yang bertakwa adalah selalu menjaga dirinya dalam
kehati-hatian dan takut azab Allah pada setiap apapun yang bisa menjerumuskan
dirinya kedalam kemungkaran. Allah SWT bersabda, “Dan sesungguhnya telah
Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran
bagi orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab)
Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan
(tibanya) hari kiamat.” (QS. Al An biyaa’: 48-49)
Semoga
kita bisa menjadi orang yang bertaqwa yang bisa mengekang segala hawa nafsu
keburukan yang bersifat duniawiah, meskipun pengekangan itu bukanlah sebuah
kesengsaraan. Karena bagi seorang muttaqin yang menghambakan
diri dihadapan Allah SWT, hidup dalam pengekangan atau penjara dunia bukanlah
sebuah kesengsaraan, namun didalamnya terkandung sebuah kenikmatan, yang hanya
bisa dirasakan oleh seorang hamba yang memahami arti sebuah penghambaan dirinya
kepada sang Maha Pencipta. Oleh karenanya,dalam diri seorang mukmin, menjalankan
ibadah merupakan satu kenikmatan dan bukan sebagai beban, terdapat sebuah
kebahagiaan disaat mereka merasakan manisnya taqwa.
0 komentar:
Posting Komentar