Home » » Melakukan Dosa Disaat Sendirian

Melakukan Dosa Disaat Sendirian

Written By el_mlipaki on Sabtu, 23 November 2013 | 12.55


“Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu.” Ali ibn Abu Thalib
Melakukan sebuah kebaikan terkadang sering kita perlihatkan kepada orang lain agar mereka juga tahu bahwa kita adalah orang yang baik. Maka berlaku sebuah keburuhan pastilah akan ditutup rapat-rapat agar orang lain tidak mengetahui. Itu karakter satu hal, ada pula yang melakukan kebaikan yang tidak ingin orang lain tahu, dengan alasan menjauhi riya’. Pastinya juga akan sama dengan dosa, semua orang tidak ingin yang lain tahu akan perbuatan dosanya.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa ketika orang lain memandang buruk kita maka sesungguhnya itu adalah bagian dari kemurahan Allah SWT. Karena apa yang diketahui orang lain tentang kita adalah sebagaian kecil dari rahasia hidup kita dan hanya kita yang tahu. Padahal sebagaian besar dari ‘rahasia’ hidup kita bisa jadi berisikan dosa-dosa ataupun keburukan kita sendiri. Artinya bahwa dalam hal ini Allah SWT telah menutup tabir keburukan kita dihadapan manusia yang lain, maka ketika Allah tidak menutupnya niscaya orang lain tidak akan percaya.

Keburukan ataupun dosa yang akan kita lakukan akan menjadi efek jera ketika ada orang lain yang mengetahuinya karena kemudian kita akan malu dengan apa yang kita lakukan. Namun bagaimana ketika kita berbuat dosa tanpa ada satu orangpun yang tahu tentang apa yang kita lakukan. Bagi orang yang belum mendapatkan hidayah, maka keburukan itu akan terus berlangsung sampai orang itu sadar dan bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Parahnya bagi orang yang mendapatkan petunjuk namun dia sendiri tidak sadar akan datangnya petunjuk itu, maka keburukan yang ia lakukan pun akan menjadi langgeng.
Hal itu akan menjadi tragis ketika dia tahu bahwa itu salah namun dia tetap melakukan sebuah kesalahan. Contohnya adalah korupsi, perampokan, ataupun perbuatan maksiat lainnya yang sudah jelas akan hukum dosanya. Mereka tahu bahwa hal itu tidak baik dan berdosa ketika melakukan keburukan tersebut. Maka dalam hal ini Ali ibn Abu Thalib mangatakan bahwa kita akan menjadi saksi dan hakim bagi diri kita sendiri ketika kita melakukan sebuah keburukan di saat sendirian. Saksi di akhirat kelak untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan semasa hidup di dunia, dan mengetahui benar hukuman apa yang akan kita terima.
Maka jangan dikira bahwa hanya diri kita saja yang tahu meskipun satu orang lainpun tak menyaksikannya. Dan sesungguhnya kita telah lupa bahwa Allah SWT Maha Tahu apa yang kita perbuat, meskipun kita di lubang semut sekalipun. Allah SWT berfirman; “Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka tampakkan?” [QS. Al-Baqarah : 77].
Jangankan yang Nampak oleh mata, bahkan Allah mengetahui apa yang terbesit dalam pikiran kita, Allah berfirman; “Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib?” [QS. At-Taubah: 78]
Malu kepada Allah SWT
Dosa yang kita  dilakukan saat sendiri telah mematikan nurani dan tak sadar telah menyuburkan nestapa, bukankah Allah SWT telah menjanjikan ampunan dan pahala sebagai balasannya jikalau kita menahan diri dari berbuat dosa disaat sendiri disaat manusia lain tidak melihat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam keadaan tersembunyi akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar”. [QS. Al-Mulk: 12].

Dengan mengingat dan memahami dengan sungguh-sungguh sifat-sifat Allah SWT Yang Maha Melihat, Maha Mengetahu, Maha Mendengar maka bagaimana mungkin kita dapat berbuat maksiat disaat manusia lain tidak melihat, karena telah hadir rasa malu kepada Allah, malu jika Allah akan melihat dan mendengar perbuatan yang kita lakukan padahal perbuatan itu adalah perbuatan yang paling dibenci Allah, malu jika menyimpan sesuatu dalam hati yang mana sesuatu itu dibenci oleh Allah. Sungguh bila semua ini ada dalam diri kita pastilah perkataan, pikiran dan gerakan kita akan selalu disandarkan pada syariat dan tidak memberi tempat sedikitpun untuk dikuasai oleh hawa nafsu dan naluri biologis semata.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi