Dalam penjelasan Wikipedia, Psikoterapi adalah serangkaian metode
berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang
digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Atau
dengan kata lain Psikoterapi adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih
tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu
dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi perilaku,
pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya
dalam mengatasi masalah psikisnya.
Sebuah
analisa menurut Carl Gustav Jung tentang psikoterapi, bahwa metode ini telah
melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan
orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan untuk orang sehat atau pada mereka
yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita
semua. Menurut pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk
fungsi kuratif (penyembuhan),
juga berfungsi preventif (pencegahan),
dan konstruktif (pemeliharan
dan pengembangan jiwa yang sehat).
Sedangkan
keberadaan metode psikoterapi itu sendiri sangat berguna untuk:
1.
Membantu penderita dalam memahami dirinya,
mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi
perspektif masa depan yang lebih cerah.
2.
Membantu penderita mendiagnosis bentuk-bentuk
psikopatologi, dan
3.
Membantu penderita menentukan langkah-langkah
praktis dan pelaksanaan pengobatannya.
Namun
diakui atau tidak, banyak orang yang sebenarnya telah mengidap penyakit jiwa,
namun tak sadar akan sakitnya. Bahkan ia tidak mengerti dan memahami bagaimana
seharusnya ia berbuat untuk menghilangkan penyakitnya. Karena itulah dibutuhkan
pengetahuan tentang psikoterapi.
Bentuk dan Teknik Psikoterapi
Setelah
mempelajari teks-teks al-Qur`an, Muhammad Abdul al-Aziz Al-Khalidi, membagi
obat (syifa`) dengan dua bagian: Pertama, obat hissi, yaitu obat yang dapat
menyembuhkan penyakit fisik. Seperti berobat dengan air, madu, atau buah-buahan
yang telah disebutkan dalam Al-Qur`an. Kedua, obat maknawi. Yaitu obat yang
dapat menyembuhkan penyakit ruh dan kalbu manusia, seperti doa-doa dan isi
kandungan dalam al-Qur`an.
Pembagian
kategori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua substansi
yang bergabung menjadi satu. Yaitu jasmani dan ruhani. Masing-masing substansi
memiliki Sunnah (hukum) tersendiri, yang berbeda satu dengan lainnya.
Kelainan
(penyakit) yang terjadi pada aspek jasmani, harus ditempuh melalui Sunnah
pengobatan hissi, bukan dengan Sunnah pengobatan maknawi seperti berdoa. Tanpa
menempuh Sunnah ini, maka kelainan yang ada tak akan sembuh.
Permasalahannya
menjadi lain, jika yang mendapat kelainan itu berupa kepribadian (tingkah laku)
manusia (personality disorder), seperti paranoid, schizoid, eksploisif,
histerik, maupun anti sosial. Dan kepribadian merupakan produk fitrah nafsani
(jasmani-ruhani). Dengan aspek ruhani sebagai esensinya, dan aspek jasmani
menjadi alat aktualisasi.
Karena
kedudukan seperti ini, maka kelainan kepribadian manusia tak akan dapat
disembuhkan dengan Sunnah pengobatan hissi, tapi harus dengan maknawi. Demikian
juga, kelainan jasmani sering disebabkan oleh kelainan ruhani, dan cara
pengobatannya pun harus dengan Sunnah pengobatan maknawi pula.
Penemuan ar Razi runtuhkan klaim barat
Begitu
detailnya dan ilmiahnya al-Qur’an menerangkan hal tersebut, tetapi seorang
psikolog Austria yaitu Sigmund Freud (1856) justeru mengklaim bahwa dirinya
adalah pencetus metode pengobatan psikoterapi yang berasal dari teori
psikoanalisa yang ditemukannya.
Namun
dokter sekaligus ilmuan Muslim yang bernama Abu Bakar Muhammad Zakaria ar-Razi
(864-925) atau yang dikenal sebagai ar Razi adalah dokter yang pertama kali
memfungsikan pengetahuan jiwa untuk pengobatan medis. Menurut ar-Razi, tugas
seorang dokter di samping mengetahui kesehatan jasmani (ath-thibb al-jismani),
ia dituntut pula mengetahui kesehatan jiwa (ath-thibb ar-ruhani). Hal ini untuk
menjaga keseimbangan jiwa dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya, supaya tidak
terjadi keadaan minus atau berlebihan.
Berkat konsep ini, ar Razi menyusun dua buku
terkenal, yaitu ath-Thibb al-Manshariyyah (Kesehatan al-Manshur), yang
menjelaskan pengobatan jasmani, dan ath-Thibb ar-Rahani (kesehatan mental) yang
menerangkan pengobatan jiwa.
Pada
bidang Psikoterapi, selain ar Razi juga ada Ibnu Sina yang dikenal sebagai
dokter pertama yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi untuk mengatasi gangguan
kejiwaan atau mental seseorang. Saat itu, Ibnu Sina menerapkan ilmu nafs atau
kejiwaan pada dunia Islam yang selanjutnya disebut Psikologi Islam yang
digunakan mulai Abad ke-8 M hingga Abad ke-15 M. Pada Abad ke-20/21, ilmu nafs
dari Ibnu Sina berhubungan erat dengan psikologi, psikiatri dan
neurosciences.
Ar Razi
yang lahir pada pertengahan abad kesembilan di
kota kuno Rayy, kini di pinggiran kota Teheran. Ia disebut “tabib dan ahli
kejiwaan terbesar dalam dunia Islam dan pada Abad Pertengahan”. Demi faedah
para tabib lainnya, sang pemikir ilmiah ini mencatat metode, kondisi, alat, dan
hasil eksperimennya. Dan, ia menganjurkan semua dokter untuk terus mengikuti
perkembangan terkini dalam bidang mereka.
Bapak Psikoterapi
Selain itu, ia mengelola rumah-rumah sakit di Rayy dan di
Bagdad, dan pendekatannya dalam merawat orang-orang yang sakit mental
membuatnya diakui sebagai bapak psikologi dan psikoterapi. Selain ilmu medis,
Al-Razi sempat juga menulis buku-buku tentang kimia, astronomi, matematika,
filsafat, dan teologi.
Diskursus
penemuan ar Razi bahwa bentuk-bentuk psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan
semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Sedangkan
psikoterapi hati itu ada lima macam :
1.
Membaca Al-Quran sambil mencoba memahami
artinya;
2.
Melakukan shalat malam;
3.
Bergaul dengan orang yang baik atau salih;
4.
puasa
5.
zikir malam hari yang lama
Kesimpulan
Kesimpulan
kelima terapi diatas adalah terapi dengan doa. Doa adalah permohonan kepada
Allah SWT agar segala gangguan dan penyakit jiwa yang dideritanya hilang. Allah
yang memberikan penyakit dan Dia pula yang memberikan kesembuhan. Doa dan
munajah banyak didapat dalam setiap ibadah, baik dalam shalat, puasa, haji,
maupun dalam aktivitas sehari-hari. Agar doa dapat diterima maka diperlukan
syarat-syarat khusus, diantaranya dengan membaca istigfar terlebih dahulu.
Istigfar tidak hanya berarti memohon ampunan kepada Allah, tetapi lebih
esensial lagi yaitu memiliki makna taubat.
Yang
unik dalam psikoterapi islam adalah keberadaannya sangat subyektif dan
teosentris. Dalam melakukan terapi, masing-masing individu memiliki tingkat
kualitas yang berbeda seiring pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang
dimiliki. Tentunya hal itu mempengaruhi tingkat kemujaraban terapi yang
diberikan. Perbedaan itu dapat dipahami sebab dalam islam mempercayai adanya
anugrah dan kekuatan agung diluar kekuatan manusia, yaitu Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar