Home » » Ar Razi, Penemu Psikoterapi

Ar Razi, Penemu Psikoterapi

Written By el_mlipaki on Kamis, 21 November 2013 | 15.19




Dalam penjelasan Wikipedia, Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Atau dengan kata lain Psikoterapi adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Sebuah analisa menurut Carl Gustav Jung tentang psikoterapi, bahwa metode ini telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan untuk orang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua. Menurut pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan), dan konstruktif (pemeliharan dan pengembangan jiwa yang sehat).
Sedangkan keberadaan metode psikoterapi itu sendiri sangat berguna untuk:
1.      Membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi perspektif masa depan yang lebih cerah.
2.      Membantu penderita mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi, dan
3.      Membantu penderita menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan pengobatannya.
Namun diakui atau tidak, banyak orang yang sebenarnya telah mengidap penyakit jiwa, namun tak sadar akan sakitnya. Bahkan ia tidak mengerti dan memahami bagaimana seharusnya ia berbuat untuk menghilangkan penyakitnya. Karena itulah dibutuhkan pengetahuan tentang psikoterapi.
Bentuk dan Teknik Psikoterapi

Setelah mempelajari teks-teks al-Qur`an, Muhammad Abdul al-Aziz Al-Khalidi, membagi obat (syifa`) dengan dua bagian: Pertama, obat hissi, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit fisik. Seperti berobat dengan air, madu, atau buah-buahan yang telah disebutkan dalam Al-Qur`an. Kedua, obat maknawi. Yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit ruh dan kalbu manusia, seperti doa-doa dan isi kandungan dalam al-Qur`an.
Pembagian kategori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua substansi yang bergabung menjadi satu. Yaitu jasmani dan ruhani. Masing-masing substansi memiliki Sunnah (hukum) tersendiri, yang berbeda satu dengan lainnya.
Kelainan (penyakit) yang terjadi pada aspek jasmani, harus ditempuh melalui Sunnah pengobatan hissi, bukan dengan Sunnah pengobatan maknawi seperti berdoa. Tanpa menempuh Sunnah ini, maka kelainan yang ada tak akan sembuh.
Permasalahannya menjadi lain, jika yang mendapat kelainan itu berupa kepribadian (tingkah laku) manusia (personality disorder), seperti paranoid, schizoid, eksploisif, histerik, maupun anti sosial. Dan kepribadian merupakan produk fitrah nafsani (jasmani-ruhani). Dengan aspek ruhani sebagai esensinya, dan aspek jasmani menjadi alat aktualisasi.
Karena kedudukan seperti ini, maka kelainan kepribadian manusia tak akan dapat disembuhkan dengan Sunnah pengobatan hissi, tapi harus dengan maknawi. Demikian juga, kelainan jasmani sering disebabkan oleh kelainan ruhani, dan cara pengobatannya pun harus dengan Sunnah pengobatan maknawi pula.
Penemuan ar Razi runtuhkan klaim barat
            Begitu detailnya dan ilmiahnya al-Qur’an menerangkan hal tersebut, tetapi seorang psikolog Austria yaitu Sigmund Freud (1856) justeru mengklaim bahwa dirinya adalah pencetus metode pengobatan psikoterapi yang berasal dari teori psikoanalisa yang ditemukannya.
Namun dokter sekaligus ilmuan Muslim yang bernama Abu Bakar Muhammad Zakaria ar-Razi (864-925) atau yang dikenal sebagai ar Razi adalah dokter yang pertama kali memfungsikan pengetahuan jiwa untuk pengobatan medis. Menurut ar-Razi, tugas seorang dokter di samping mengetahui kesehatan jasmani (ath-thibb al-jismani), ia dituntut pula mengetahui kesehatan jiwa (ath-thibb ar-ruhani). Hal ini untuk menjaga keseimbangan jiwa dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya, supaya tidak terjadi keadaan minus atau berlebihan.
Berkat konsep ini, ar Razi menyusun dua buku terkenal, yaitu ath-Thibb al-Manshariyyah (Kesehatan al-Manshur), yang menjelaskan pengobatan jasmani, dan ath-Thibb ar-Rahani (kesehatan mental) yang menerangkan pengobatan jiwa.
Pada bidang Psikoterapi, selain ar Razi juga ada Ibnu Sina yang dikenal sebagai dokter pertama yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Saat itu, Ibnu Sina menerapkan ilmu nafs atau kejiwaan pada dunia Islam yang selanjutnya disebut Psikologi Islam yang digunakan mulai Abad ke-8 M hingga Abad ke-15 M. Pada Abad ke-20/21, ilmu nafs dari Ibnu Sina berhubungan erat dengan psikologi, psikiatri dan neurosciences.
Ar Razi yang lahir pada pertengahan abad kesembilan di kota kuno Rayy, kini di pinggiran kota Teheran. Ia disebut “tabib dan ahli kejiwaan terbesar dalam dunia Islam dan pada Abad Pertengahan”. Demi faedah para tabib lainnya, sang pemikir ilmiah ini mencatat metode, kondisi, alat, dan hasil eksperimennya. Dan, ia menganjurkan semua dokter untuk terus mengikuti perkembangan terkini dalam bidang mereka.
Bapak Psikoterapi
Selain itu, ia mengelola rumah-rumah sakit di Rayy dan di Bagdad, dan pendekatannya dalam merawat orang-orang yang sakit mental membuatnya diakui sebagai bapak psikologi dan psikoterapi. Selain ilmu medis, Al-Razi sempat juga menulis buku-buku tentang kimia, astronomi, matematika, filsafat, dan teologi.
Diskursus penemuan ar Razi bahwa bentuk-bentuk psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Sedangkan psikoterapi hati itu ada lima macam :
1.      Membaca Al-Quran sambil mencoba memahami artinya;
2.      Melakukan shalat malam;
3.      Bergaul dengan orang yang baik atau salih;
4.      puasa
5.      zikir malam hari yang lama
Kesimpulan
Kesimpulan kelima terapi diatas adalah terapi dengan doa. Doa adalah permohonan kepada Allah SWT agar segala gangguan dan penyakit jiwa yang dideritanya hilang. Allah yang memberikan penyakit dan Dia pula yang memberikan kesembuhan. Doa dan munajah banyak didapat dalam setiap ibadah, baik dalam shalat, puasa, haji, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Agar doa dapat diterima maka diperlukan syarat-syarat khusus, diantaranya dengan membaca istigfar terlebih dahulu. Istigfar tidak hanya berarti memohon ampunan kepada Allah, tetapi lebih esensial lagi yaitu memiliki makna taubat.
Yang unik dalam psikoterapi islam adalah keberadaannya sangat subyektif dan teosentris. Dalam melakukan terapi, masing-masing individu memiliki tingkat kualitas yang berbeda seiring pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang dimiliki. Tentunya hal itu mempengaruhi tingkat kemujaraban terapi yang diberikan. Perbedaan itu dapat dipahami sebab dalam islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung diluar kekuatan manusia, yaitu Allah SWT.



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi