Home » » MENGURAI KEMISKINAN DENGAN ZAKAT

MENGURAI KEMISKINAN DENGAN ZAKAT

Written By el_mlipaki on Kamis, 21 November 2013 | 15.47


Ramadhan memang luar biasa, Karena Ramadhan telah mentarbiyah/mentraining hamba-hamba Allah swt untuk merasakan penderitaan dan kesulitan hidup orang yang tidak berpunya. Dengan training itu muncul sikap kepedulian dan kebersamaan. Mungkin sebagian orang kaya akan merenung, ”ternyata saudara saya yang belum ketemu nasi dalam sehari sangat menderita”.
Kepedulian adalah sikap yang tepat sebagai seorang muslim sebagai upaya merefleksikan bulan Ramadhan ini. Ith’amuth tho’am atau memberi makan orang yang membutuhkan adalah lambang sikap kepedulian. Sikap peduli ini sangat penting sehingga Allah swt pun mengecam keras orang yang tidak memiliki rasa kepedulian padahal ia berkecukupan. Bahkan Allah swt mengkatagorikan mereka sebagai pendusta agama. Allah swt berfirman dalam sura Al Ma’un : 1-3.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

”Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”

Kalau umat Islam secara umum mampu menghayati pesan ini, wabil khusus para pemimpin yang diberi amanah untuk melayani rakyatnya, maka tidak ada lagi yang akhirnya mati kelaparan, yang putus sekolah dan menderita sakit dan akhirnya meninggal karena tidak punya biaya berobat,

Memutus Rantai kemiskinan


Bicara kemiskinan seakan tidak ada selesai- selesainya ibarat benang kusut yang susah untuk diurai, memutus rantai kemiskinan berarti bagaimana mengelola sumber daya yang ada, Rasulullah SAW bersabda : “Kemiskinan bukan karena seseorang tidak memiliki satu atau dua buah kurma, melainkan karena ketidakmampuan mengelola sumber daya” (HR. Abu Dawud). Hal tersebut dapat kita lihat di Arab Saudi sebagai contohnya, Negara yang sebagaian besar wilayahnya di dominasi gurun pasir dan bebatuan. Tanahnya yang sangat tandus membuat tanaman enggan untuk tumbuh apalagi berbuah. Tapi kenyataan berkata lain, Negara arab Saudi merupakan Negara yang kaya raya, apa-apa gratis, mulai   dari rumah sakit, fasilitas umum, sampai pendidikan digratiskan bahkan siswanya mendapatkan gaji dari Negara inilah bukti bagaimana Negara mempunyai kemampuan mengelola sumber daya yang ada. Berbalik dengan kondisi di Negara yang kita cintai, jangankan untuk gratis, bahkan apa-apa serba mahal, mulai dari biaya hidup, pengobatan, pendidikan semuanya serba mahal. Sungguh ironi, Negara yang terbentang luas, tanah yang subur, sumber daya alam yang melimpah tapi seperti ayam yang mati dalam lumbung padi,

Inilah fakta, Negara yang mustinya kaya raya tapi salah dalam mengurusnya. Maka terlalu naïf  bila sampai dikatakan sebagai Negara gagal ( soft state ) karena salah satu ciri soft state adalah bila korupsi semakin merajalela, angka kemiskinan semakin tak terkendali, miskin opini/ advokasi dan advokasi tidak masuk dalam pembenaran Negara.

Mengurai kemiskinan dengan zakat

Masih ingatkah kejayaan islam pada masa kholifah Umar bin Abdul Azis, diceritakan bahwa pada masa itu islam mencapai puncak kejayaan,Negara yang makmur, kaya raya, tentram dan aman sehingga pada saat itu hampir tidak dijumpai lagi rakyat yang miskin, digambarkan pada masa itu orang sampai  bingung untuk menyalurkan zakatnya karena sulitnya mencari mustahik yang layak untuk diberi zakat.
Zakat memang dahsyat karena dengan zakat ( juga infaq, shadaqoh dan wakaf ) mampu membuat peradaban suatu Negara. Potensi zakat yang sangat besar merupakan cara strategis untuk mengentaskan kemiskinan. Sayangnya, kesadaran umat masih belum tumbuh, umat islam masih terlalu mencintai hartanya, kebakhilan orang islam ditambah lagi egoisme dan keserakahan begitu nyata sehingga kemiskinanpun melaju membabi buta. Padahal Allah SWT telah berfirman :
   
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfaqkan di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih” (QS. At taubah : 34 )

Ramadhan momentum sadar zakat

Bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah ( Bulan Latihan ) adalah momentum emas untuk latihan menumbuhkan sikap kepedulian antar sesama.  zakat, infaq, shadqoh dan wakaf mari kita gerakkan sebagai wujud ketaqwaan kita kepada Allah SWT yang mempunyai dimensi social. Mari sedikit-demi sedikit kita berupaya untuk membantu mengurai kemiskinan di tengah-tengah masyarakat kita.
Bergerak adalah kata kunci karena dengan bergerak suatu yang tidak mungkin akan bisa terjadi, , sedangkan hasil kita serahkan kepada Allah SWT sebagai pengatur kehidupan ini. Kita yakin sejarah pasti akan berulang, kejayaan islam yakinlah akan bisa kita capai manakala nilai-nilai islam disertai dengan akidah yang lurus mampu kita bumikan ditengah-tengah masyarakat ini.
Potensi Zakat Indonesia Capai Rp. 100 T

Wakil Presiden Boediono mengatakan berdasarkan perhitungan yang dibuat Asian Development Bank (ADB), potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp 100 triliun. Angka itu pun dianggap sangat besar dan bisa menjadi kekuatan ekonomi masyarakat yang nyata. "Menurut perhitungan yang dibuat oleh Asian Development Bank potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp 100 Triliun. Sebuah angka yang sangat besar," ungkap Boediono saat membuka Konferensi Zakat Internasional (IZC) di  IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/7/2011).
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi