Home » » Ibnu Firnas Penemu Parasut

Ibnu Firnas Penemu Parasut

Written By el_mlipaki on Kamis, 21 November 2013 | 16.09




Jaman sekarang kita sering jumpai berbagai alat keselamatan yang kita gunakan secara tanpa sadar, seperti kalau kita memakai baju atau celana. Termasuk juga parasut, selain digunakan sebagai sarana oleh raga, parasut juga digunakan sebagai alat keselamatan terbang. Biasanya parasut dibawa oleh pesawat sebagai antisipasi ketika terjadi kecelakaan.  
Parasut adalah suatu perangkat dari tekstil lembut yang digunakan untuk memperlambat gerakan suatu objek di atmosfer dengan menciptakan seretan (drag). Parasut umumnya digunakan untuk memperlambat gerak turun seseorang atau suatu objek ke bumi. Parasut drogue juga kadang digunakan untuk membantu penurunan percepatan horizontal suatu kendaraan (pesawat terbang atau pesawat ulang alik sewaktu mendarat atau suatu drag racer). Kebanyakan parasut modern berbentuk sayap semi kaku, mudah bermanuver, dan dapat diterbangkan sebagai glider. Parasut dulu terbuat dari sutra, tapi kini hampir selalu dibuat dari tekstil nilon, kadang dilapisi dengan silikon untuk meningkatkan kinerja dan konsistensi. Awalnya, sutra digunakan untuk tali parasut, tapi kemudian digantikan oleh nilon pada Perang Dunia II. Sewaktu parasut model persegi diperkenalkan, para produsen berganti ke bahan beregangan rendah seperti Dacron atau bahan tanpa regangan seperti Spectra, Kevlar, dan Vectran. Kata parasut berasal dari kata bahasa Perancis "para" (melindungi) dan "chute" (jatuh). Karenanya, parasut sebenarnya berarti "perlindungan waktu jatuh". Orang yang melakukan penerjunan dengan parasut sering diistilahkan dengan "penerjun".
Klaim barat

Adalah André-Jacques Garnerin (lahir di Paris, 31 Januari 1769 – meninggal di Paris, 18 Agustus 1823 pada umur 54 tahun) yang mengakui dirinya atas penemuan parasut. Ia melakukan penerjunan pertama dengan parasut sutra dari sebuah balon udara panas di Parc Monceau, Paris, pada 22 Oktober 1797. Percobaan awal Garnerin didasarkan pada payung berbentuk perangkat. Parasut pertama Garnerin menyerupai payung tertutup sebelum ia naik, dengan tiang mengalir di tengahnya dan tali berjalan melalui tabung dalam. kutub, yang terhubung ke balon.
Namun tahukah anda bahwa jauh sebelum Andre Jacques mengklaim dirinya sebagai penemu pertama parasut, adalah ilmuan Islam abad pertengahan yang pertama kali mengawalinya di dunia ini. Salah satu periode yang tidak banyak diketahui oleh para pelajar muslim di tanah air adalah periode kemajuan sains islam dari abad VII sampai abad XIV yang dikenal dengan abad pertengahan . Ketika itu para penguasa muslim membuka perbagai pusat kegiatan keilmuan mulai dari Baghdad, Mesir, sampai ke Andalusia Spanyol. Baghdad menjadi kiblat ilmu pengetahun bagi ilmuan-ilmuan di Asia dan Cordoba memainkan peranan sebagai pusat intelektual di Eropa. Di masa itu Ibnu Firnas telah menemukan teori-teori sederhana tentang teknik penerbangan.
Langkah-langkah nyata untuk menguji alat terbang pun telah dilakukan pada masa itu. Jika di barat kita kenal tokoh-tokoh semacam Sir George cayley, Otto Lilienthal dan Wright Bersaudara yang telah berjasa merintis ilmu penerbangan menjadi industri modern seperti yang kita rasakan sekarang, rasanya pun bukan hal yang berlebihan jika kita mengenal juga ilmuan-ilmuan muslim yang justru telah melakukan eksperimen terbang 1.000 tahun mendahului Wright Bersaudara ini.
Ibnu Firnas lebih dulu
Dia bernama lengkap Abbas Qasim Ibnu Firnas ( di barat dikenal dengan nama Armen Firman). Dilahirkan pada tahun 810 M di Korah takrna, Izn-Rand Onda, Al-Andalus ( kini Ronda, Spanyol) dari orang tuanya yang keturunan Maroko. Ia lahir pada masa pemerintahan dinasti Umayyah, antara lain Hakam I, anakknya, Abdulrahman II dan Muhammad I atau yang dijuluki dengan Amir Muhammad Amir Bin Abdulrahman. 
Ribuan tahun sebelum masa Wright bersaudara, seorang penyair, astronomer, musisi dan teknisi muslim bernama Abbas ibn Firnas telah membuat beberapa percobaan untuk membuat mesin terbang. Pada tahun 852, dia melompat dari menara Masjid Agung di Cordoba dengan menggunakan mantel/jubah longgar yang dikeraskan dengan kayu penopang. Dia berharap dapat meluncur seperti burung. Tapi ternyata tidak. Tetapi jubah yang dia pakai memperlambat dia jatuh, yang menjadi ide pertama di dunia adanya parasut, sehingga dia hanya sedikit terluka. Pada tahun 875, dalam usia 70 tahun, dengan menggunakan bulu-bulu elang dan sutera yang sudah disempurnakan, dia mencoba lagi, melompat dari sebuah gunung. Dia berhasil terbang pada ketinggian dan bertahan di udara selama sekitar 10 menit tetapi mengalami kecelakaan sewaktu mendarat, hal ini disebabkan dia tidak melengkapi peralatannya dengan ekor sehingga tidak dapat berhenti ketika mendarat.
Fakta ini juga diakui oleh ilmuan barat tentang cikal bakal parasut yang ditemukan ilmuwan Muslim serba bisa Abbas Ibnu Firnas pada abad ke-9M. John H Lienhard dalam bukunya berjudul The Engines of Our Ingenuity menggambarkan uji coba terbang pertama dalam sejarah peradaban manusia yang terjadi pada tahun 852 M.  ”Seorang lelaki bernama Armen Firman (Ibnu Firnas) memutuskan untuk terjun dari sebuah menara Masjid Agung Cordova,” tutur Lienhard.
Dengan satu set sayap yang terbuat dari kain yang dikeraskan dengan kayu, Ibnu Firnas loncat dari ketinggian. Pada uji coba pertama itu, dia tentunya tak bisa terbang. Namun, peralatan yang digunakannya mampu memperlambat jatuhnya Ibnu Firnas. Ia mendarat dengan selamat dengan luka-luka kecil. Inilah awal mula parasut.
Sejarah juga mencatat Abbas Ibnu Firnas sebagai orang pertama di dunia yang melakukan uji coba penerbangan terkendali. Dengan semacam alat kendali terbang yang digunakan pada dua set sayap, Ibnu Firnas bisa mengontrol serta mengatur ketinggian terbangnya.  Selain itu, dia juga bisa mengubah arah terbang. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilannya kembali ke arah di mana ia meluncur. Meski begitu, dia mengalami luka-luka saat mendarat.
Sayap buatan pun pertama kali diperkenalkan oleh Peradaban Islam. Adalah Ibnu Firnas yang kali pertama membuat dan mencoba sayap buatan itu. Meski tak terlalu berhasil, inovasi yang digulirkannya menjadi inspirasi bagi ilmuwan dan penerbang di abad berikutnya. Seorang penjelajah di abad ke-17 M, Evliya Celebi menyebutkan Hezarfen Ahmet Celebi adalah penerbang pertama yang sukses melakukan penerbangan dengan menggunakan sayap buatan pada tahun 1630 M – 1632 M.
Pesawat
Itulah cikal bakal penemuan parasut yang selanjutnya dikembangkan oleh beberapa ilmuan barat hingga menjadi parasut yang sering kita lihat. Bahkan dari teori dasar itu juga terjadi penyempurnaan untuk terciptanya pesawat terbang, maka Ibnu firnaspun juga dikenal sebagai bapak penerbangan atau bapak kedirgantaraan.
Para ahli penerbangan dan sejarah Baratpun mengakui pencapaian peradaban Islam dalam dunia penerbangan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. ”Ibnu Firnas adalah manusia pertama dalam sejarah yang melakukan percobaan ilmiah untuk melakukan penerbangan,” ujar Sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam bukunya yang bertajuk History of the Arabs.
Pencapaian yang berhasil ditorehkan ilmuwan Muslim di era kejayaan Kekhalifahan Islam di Andalusia itu juga mendapat pengakuan dari pakar kedirgantaraan Amerika Serikat (AS), Richard P Hallion. Dalam sebuah kesempatan, Hallion menyatakan, sejarah penerbangan dunia tak boleh melupakan pencapaian Ibnu Firnas.



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Baris Iklan

BARIS IKLAN

BARIS IKLAN
Agen Tafsir Al Qur'an Al Ibriz Bahasa Jawa Tulisan Latin Semarang

Mengenai Saya

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Arsip Blog

 
Support : Alfin | Alfin El-Mlipaki | Sciena Madani
Copyright © 2013. el_mlipaki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Sciena Madani
Proudly powered by Wonder Ummi